3 Kejanggalan Pemecatan Indra Sjafri dari Timnas U-19

Rabu, 22 November 2017 15:30 WIB
Penulis: Juni Adi | Editor: Rizky Pratama Putra
© INDOSPORT/Herry Ibrahim
Saddil Ramdani berpelukan dengan Indra Sjafri. Copyright: © INDOSPORT/Herry Ibrahim
Saddil Ramdani berpelukan dengan Indra Sjafri.
Stabilitas Penggawa Timnas U-19

Gangguan eksternal yakni pemecatan Indra Sjafri tentu bisa mempengaruhi kestabilan internal di Timnas Indonesia U-19, dalam menerapkan program dan melakukan persiapan untuk ajang Piala AFF U-18 dan Piala Asia U-19 2018 mendatang.

Apalagi mantan pelatih Bali United itu masih perlu waktu untuk menentukan pemain idealnya. Bisa saja program yang diterapkan oleh Indra, baru mencapai 40 persen, sebab para pemain yang baru bergabung pun belum genap setahun, oleh karenanya untuk mencapai 100 persen butuh waktu yang tidak sebentar.

Ketika pemusatan latihan di Yogyakarta di bulan Agustus lalu, Indra telah menyebutkan bahwa tujuan utamanya bukan juara, melainkan menciptakan bibit baru untuk regenerasi Timnas Indonesia.

“Harapan saya adalah bisa meregenerasi pemain baru untuk sepak bola Indonesia, itu jauh lebih penting,” ujar Indra Sjafri.

Apa yang dikatakan Coach Indra sangat wajar, pasalnya sepakbola level junior tidak seharusnya berorientasi terhadap hasil akhir. Padahal, hal ini juga menjadi prinsip dari PSSI seperti yang dikatakan oleh Sekjennya, Ratu Tisha pada Selasa (22/11/17).

"Perlu diingat karena ini Timnas usia muda, maka kami ingin mencari pelatih yang sesuai dengan filanesia (filosofi sepakbola Indonesia) kita. Jadi masih fokus pada area pembinaan. Bukan soal performance dan achievment," jelas Tisha.

Bukankah PSSI sedang melakukan standar ganda?

437