Salah satu klub promosi di Liga 1 Rumania, Juventus Bucharest, terpaksa harus mengganti nama mulai musim depan, usai mendapat somasi dari sang juara bertahan Serie A Italia, Juventus.
Hal itu dikarenakan kesamaan nama dan kemiripan logo Juve yang lama, sehingga dianggap melanggar hak cipta. Kubu I Bianconeri pun mengajukan peringatan secara resmi, dan bersedia membawanya ke jalur hukum.
Namun, apa yang dilakukan oleh Juventus rupanya mendapat kritikan dari salah satu jurnalis sepakbola Rumania, Emanuel Rosu.
Menurut Rosu, nama klub Juventus Bucharest sudah ada sebelum Perang Dunia II. Selain itu, dia juga menganggap kalau klub tersebut adalah klub kecil yang tak perlu dikeluhkan.
"Juventus Bucharest sudah ada sebelum Perang Dunia II, tapi kemudian klub tersebut hilang, dan pihak lain mengambil nama tersebut," kata Emanuel Rosu kepada Football Italia.
"Saya tidak habis pikir akan ada yang mengeluhkan Juventus Bucharest, mengingat ini hanyalah sebuah klub kecil dan tidak mempunyai penggemar yang banyak."
"Mereka bisa promosi saja sudah jadi kejutan karena pencapaian itu di luar dugaan untuk sebuah klub kecil. Karena hal ini mereka musim depan akan berganti menjadi FC Colentina," tutur Rosu.
Sad day for the millions of Juventus Bucharest fans out there. The club was asked by Juventus Torino to change their name and crest. They will be called FC Colentina starting next season and will have a new crest as well. pic.twitter.com/JsFPX00A7P
— Emanuel Roşu (@Emishor) December 4, 2017
Dalam dua bulan terakhir, ini merupakan kasus kedua yang dialami klub Rumania. Sebelumnya, pada awal November lalu, Benfica Lleanda terpaksa untuk mengganti nama.
Pasalnya, nama Benfica dilindungi oleh undang-undang. Pemakaian nama itu dianggap merugikan secara moral dan material bagi sang raksasa Portugal.
Kubu As Aguias bahkan meminta pergantian dilakukan dalam waktu sepuluh hari. Namun, hal itu tak bisa dipenuhi karena musim tengah berjalan. Seperti halnya petinggi Juventus Bucuresti, kubu Benfica Lleanda juga memastikan pergantian nama akan dilakukan pada 2018.