PSM Makassar hampir dipastikan gagal menjadi salah satu tuan rumah untuk penyisihan grup Piala Presiden 2018 setelah mereka kurang yakin atas kapasitas mereka untuk menjadi tuan rumah.
Bukan karena manajemen klub, melainkan faktor Stadion Mattoangin yang akan dipakai sebagai tempat berlangsungnya pertandingan. Stadion tua itu disebut tidak akan mampu untuk menggelar 24 laga yang hanya bergulir kurang lebih dalam waktu 2 minggu. Belum lagi, tak banyak tempat latihan di Makassar untuk dipakai para tim tamu berlatih.
CEO PT PSM, Munafri Arifuddin pun blak-blakan mengenai beberapa faktor di atas yang menjadi penghambat PSM untuk bisa menjadi tuan rumah.
Karena itu, mereka pun hampir dipastikan juga untuk tidak mendapatkan sejumlah uang keuntungan sebagai tuan rumah dari subsidi yang dilimpahkan oleh Organizing Committee (OC) Piala Presiden 2018 dan PT Liga Indonesia Baru.
"Dari Rp800 juta itu belum terhitung dalam match fee per pertandingan. Di mana kami menyiapkan Rp 200 juta per laga. Dengan rincian Rp125 juta tim menang dan Rp75 juta tim yang kalah," ujar Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto yang juga Mantan Ketua Panitia Pelaksana Piala Presiden 2017 lalu.
Chief Operator Officer (COO) PT LIB, Tigorshalom Boboy, menambahkan pihaknya masih memproses soal berapa subsidi yang akan diberikan kepada klub. Baik tuan rumah maupun tim peserta.
"Kami masih terus merancangnya dengan tim teknis Piala Presiden 2018. Setelah clear, baru kami umumkan. Sejauh ini masih dalam tahap dimatangkan," tambah Tigor.