Penjualan tiket melalui online tampaknya baru berlaku bagi Aremania pada kompetisi Liga 1 nanti. Hal itu lantaran mekanisme penjualan masih belum menemui titik terang, tiga hari menuju even Piala Presiden.
Alhasil, selama perhelatan turnamen pra musim, Panpel masih menerapkan penjualan tiket seperti biasanya. Yaitu dengan pemesanan berbentuk kuitansi pembayaran, lalu kemudian ditukar pada hari pertandingan.
"Seluruh pengaturan dalam penjualan tiket online nantinya akan diatur pihak ketiga, dalam hal ini sponsorship," ujar Abdul Haris.
Lebih lanjut, pihak sponsor nantinya juga melemparkan persyaratan khusus yakni tidak terbatasnya jumlah tiket yang dieksplorasi. Bisa saja, penjualan dengan sistem online itu dilakukan pada semua lembar tiket yang menjadi kuota pada pertandingan atau sebagian diantaranya.
"Pihak sponsor itu ingin tidak dibatasi dalam hal jumlah tiket yang akan dikelola secara online," papar Ketua Panpel Arema FC tersebut.
"Tapi, dari kami sempat ada wacana pembagian jumlah sebesar 75 persen (untuk penjualan online) dan 25 persen (penjualan konvensional)," tambahnya.
Menurut Abdul Haris, terobosan seperti ini memang diperlukan untuk meningkatkan pemasukan Arema FC. Namun, penerapan tiket online masih perlu disosialisasikan lebih lanjut.
Terobosan ini memang diperlukan guna mendongkrak jumlah pemasukan bagi Arema FC. Meski memang perlu sosialisasi lebih lanjut, namun Aremania dipastikan akan mendapatkan berbagai kemudahan dalam penjualan tiket sistem online nantinya.
"Teman-teman suporter sudah tidak usah bingung uang tunai, karena bisa top up. Tiket online nanti juga menerapkan harga diskon," beber Abdul Haris.
"Tapi memang perlu sosialisasi dulu, karena masih akan koordinasi dengan korwil suporter yang biasanya mendapat jatah tiket," pungkasnya.