Keresahan tiga tim peserta di Grup E Piala Presiden 2018 yakni Bhayangkara FC, PSIS Semarang, dan Persela Lamongan langsung ditindaklanjuti oleh Panpel Arema FC. Hal ini dikarenakan kondisi lapangan Stadion Gajayana yang memprihatinkan. Panpel akhirnya memindahkan sisa empat pertandingan kembali ke Stadion Kanjuruhan.
Kebijakan itu memang tak lain adalah semata-mata untuk menjaga kualitas pertandingan. Pada matchday pertama, keempat tim bermain tidak maksimal karena buruknya lapangan di Stadion Gajayana.
Rumput yang seharusnya hijau kemudian berubah menjadi lumpur dan tidak sedap dipandang mata. Hal ini dikarenakan guyuran hujan yang setiap hari turun di Malang Raya dan sekitarnya sejak siang hingga malam hari.
"Keluhan tiga tim lainnya sangat kami apresiasi. Arema pun tidak boleh egois, karena juga merasa dirugikan dengan kondisi lapangan seperti itu," kata Media Officer Arema FC, Sudarmaji.
"Kami yakin empat tim yang bertanding mempunyai kualitas yang bagus. Di hari pertama ini, terbukti semua pertandingan berjalan menarik dan lancar," sambungnya.
Faktor cuaca memang menjadi alasan kuat dengan kembali diubahnya venue untuk dua matchday terakhir di Grup E. Baik Arema FC, PSIS Semarang, Bhayangkara FC maupun Persela Lamongan masih akan bertarung di Piala Presiden pada tanggal 25 dan 30 Januari nanti.
"Laporan dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Kota Malang juga sangat kuat. Di mana dalam lima hari ke depan, curah hujan masih sangat tinggi," ungkapnya.
Maka dari itu, pemindahan venue dari Gajayana ke Kanjuruhan ini dinilai tepat agar kualitas empat pertandingan sisa di Grup E tetap terjaga dengan baik.
"Segera kami pastikan tentang pemindahan ini. Surat pengajuan sudah kami kirim ke operator turnamen, dan juga pihak Stadion Kanjuruhan," tutup Sudarmaji.