Liga Indonesia

3 Pelajaran Berharga Pasca Pengakuan FIFA Terkait Tampilnya Indonesia di Piala Dunia

Senin, 29 Januari 2018 18:25 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Petrus Manus Da' Yerimon/INDOSPORT
Edy Rahmayadi saat membuka Kongres PSSI Copyright: © Petrus Manus Da' Yerimon/INDOSPORT
Edy Rahmayadi saat membuka Kongres PSSI
Cambukan bagi PSSI

Selain membangkitkan semangat pemain muda, setidaknya pengakuan FIFA harusnya menjadi cambukan bagi federasi sepakbola Indonesia, PSSI untuk berkerja lebih giat. Pasalnya, Indonesia sudah cukup lama tidak berprestasi bahkan untuk di kawasan Asia Tenggara. 

Pandit sepakbola nasional, Supriyono Prima mengatakan Indonesia harus mulai memperhatikan terkait pentingnya infrastruktur, sumber daya manusia (SDM), kompetisi, pembinaan dan lainnya untuk memajukan sepakbola Tanah Air. 

"Seharusnya ini (pengakuan FIFA) menjadi motivasi dan momentum kebangkitan sepakbola Indonesia bahwa kita juga sebenarnya punya potensi. Namun tentu bukan hanya sekedar motivasi tapi jadi pelecut bagi pihak terkait untuk menyiapkan wadah pembinaan yang berjenjang dan berkesinambungan," ujarnya.

"Perlu SDM, infrastruktur, sistem dan konsep untuk bisa mengembalikan kejayaan sepakbola Indonesia di kawasan Asia dan Dunia. Perlu kompetisi yang sehat," sambungnya.

Apa yang disapaikan di atas memang benar adanya, pasalnya sepakbola Indonesia belum juga memberikan prestasi prestisius belakangan meski punya euforia yang luar biasa. Terakhir kali Timnas senior Indonesia harus puas sebagai runner up pada Piala AFF 2016 lalu.

Keadaan ini harusnya menjadi pekerjaan rumah bagi PSSI pasca dicabutnya sanski FIFA pada 2015 lalu. Apalagi pada 2018 ini, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Asian Games, Piala AFF hingga Piala AFC.

1.4K