"Antonio.. Antonio.. Antonio.." terdengar teriakan para penggemar Chelsea musim lalu, menyerukan nama sang pelatih Antonio Conte di perayaan gelar Liga Primer Inggris. Pemilik Chelsea, Roman Abramovich, juga terlihat bertepuk tangan sambil menyanyikan nama Antonio Conte. Abramovich kala itu terlihat bahagia melihat klubnya meraih gelar kelima sejak ia mengambil alih di tahun 2003.
Semua terlihat baik-baik saja di balik layar di Chelsea. Conte bahkan kemudian dilaporkan menandatangani kontrak baru. Tapi ada yang berbeda dari kontrak baru ini. Kontrak ini tidak menambah satu tahun pun kontrak Conte bersama Chelsea, hanya jumlah bayaran yang ia terima bertambah besar.
Penanda tanganan kontrak yang tidak lebih dari sekadar kenaikan gaji tersebut, juga memaksa Abramovich menunggu hingga pertengahan Juli tahun lalu. Tidak hanya itu, Abramovich juga harus mendengarkan keluhan-keluhan Conte dalam hampir setiap wawancaranya mengenai bursa transfer selama hampir satu musim terakhir.
Satu aturan yang harusnya tidak dilanggar oleh seorang pelatih di Chelsea adalah berselisih dengan Roman Abramovich.
Di Chelsea, posisi Abramovich adalah absolut; manajer atau pelatih hanyalah satu bidak catur di Chelsea yang bisa dikorbankan. Setiap pelatih yang menyetujui kontrak bersama Chelsea harusnya mengerti hal tersebut.
Mantan pelatih Chelsea Carlo Ancelotti menyebutkan di dalam otobiografinya "Quiet Leadership", bahwa ia dipanggil ke apartemen Abramovich di London usai kemenangan 6-0 melawan West Bromwich Albion di pertandingan pembuka musim 2010/11 dan menerima hardikan dari pengusaha Russia tersebut.
Jika kemenangan enam gol tanpa balas tidak cukup menghibur Abramovich, dapat dijamin kekalahan di Piala Liga melawan Arsenal, kekalahan atas Watford dan Bournemouth di Liga Primer, membuatnya semakin gusar.
Conte sempat mengungkapkan bahwa ia ingin menghabiskan kontraknya bersama Chelsea. Tapi di kepalanya, ia tahu bila waktunya tiba, akan ada beberapa pekerjaan yang siap menampungnya. Inter Milan, misalnya; atau ia dapat kembali menukangi tim nasional Italia.
Chelsea harus memutuskan yang terbaik untuk klub. Apakah mempertahankan Conte mampu menjamin posisi empat besar yang berarti Liga Champions musim depan? Apakah suasana baru di ruang ganti adalah prioritas utama untuk memastikan tim siap untuk menyambut musim depan?
Nama-nama seperti mantan pelatih Barcelona Luis Enrique dan pelatih Napoli Maurizio Sarri kian santer dikaitkan dengan klub London Barat ini.
Pertandingan melawan Barcelona di laga Liga Champions Eropa beberapa pekan mendatang akan menjadi penentu nasib Conte di Chelsea, jika ia tidak dipecat sebelum pertandingan tersebut. Berada di empat besar dengan hanya satu poin yang menjadi pemisah dengan Tottenham Hotspur di peringkat lima - satu hasil buruk di Liga Primer mampu mengantarkan Conte ke pintu keluar Chelsea.
Conte adalah pelatih yang hebat; raihan titel jawara Inggris dalam musim pertamanya, bahkan rekor 31 kemenangan dalam satu musim, menjadi bukti jejak kepiawaiannya dalam melatih sebuah tim. Tapi ia memilih lawan yang salah di Chelsea dan kecuali Abramovich berubah pikiran, waktu Conte di Stamford Bridge hanya menghitung hari.