Brand Fashion Inggris Dituduh Hina Insiden Kematian Suporter Liverpool

Jumat, 16 Maret 2018 10:04 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Prio Hari Kristanto
© INDOSPORT
Mengenang tragedi Hillsborough. Copyright: © INDOSPORT
Mengenang tragedi Hillsborough.
Justice for The 96

Angka 96 buat suporter Liverpool bukan hanya sebatas sebuah angka. Maknanya sudah melambangkan lebih mulai dari kesetiaan, perjuangan sampai keadilan.

Bagaimana tidak sepanjang 1989 sampai setidaknya tahun 2012, kematian tragis para suporter kala menyaksikan laga Liverpool menghadapi  Nottingham Forest itu dianggap sebagai kesalahan mereka sendiri karena tidak bisa mengontrol antusiasmenya memadati stadion markas Sheffield Wednesday tersebut.

Dipojokan oleh pihak kepolisian, media, sampai Perdana Menteri Inggris saat itu Margaret Thatcher, para keluarga korban dan suporter Liverpool sampai membuat  Hillsborough Families Support Group (HFSG) untuk menuntut keadilan atas kematian keluarga, sahabat dan rekan mereka tersebut.

Didukung oleh pihak klub yang setiap tahunnya di pertengahan april selalu membuat peringatan untuk para korban pada sebuah acara di Stadion Anfield, perjuangan mereka akhirnya berbuah hasil setelah pada 12 September 2012, Perdana Menteri Inggris, David Cameron meminta maaf secara terbuka atas usaha polisi untuk menutupi fakta-fakta penting dalam tragedi tersebut.

"Suporter Liverpool bukanlah penyebab dari tragedi tersebut," ujar Cameron dalam pernyataannya di ruang majelis umum (Commons) Inggris. 

"Penyelidik tidak menemukan adanya bukti yang mendukung tuduhan para suporter Liverpool mabuk, tanpa tiket ataupun melakukan kekerasan."

Meski akhirnya hingga saat ini tidak ada satu pun pihak yang masuk penjara untuk bertanggung jawab atas tewasnya 96 orang itu. Setidaknya ucapan tersebut sedikit lebih melegakan bagi keluarga korban dan para suporter Liverpool yang selalu setia mengenang mereka lewat slogan 'Justice for The 96'.