Berawal dari Kuli, Tangan Dingin Irwan Suryanto Buat Bola Indonesia Tembus Piala Dunia
Pesanan pertama setelah masa krisis datang dari salah satu pemegang lisensi Piala Dunia 1998 untuk penyediaan bola sepak, yaitu Harry Romies. Harry merupakan seorang pemilik jaringan swalayan besar di Eropa. Ia memesan bola dari Irwan untuk digunakan dalam sejumlah pertandingan sepak bola bergengsi tingkat dunia.
Ternyata kualitas bola Irwan memenuhi standar FIFA. Perusahaan Irwan pun jadi yang pertama dalam mendapatkan standar tersebut. Mengantongi lisensi internasional, usahanya mulai menemukan titik terang. Makin banyak pesanan bola untuk digunakan dalam Piala Dunia 1998.
Irwan tak henti-hentinya melakukan perbaikan kualitas agar bola dari Majalengka tetap diakui dunia. Irwan menggunakan mesin dari Jepang dalam pengerjaan. Itu karena pembuatan bola sangat membutuhkan keakuratan. Ukurannya melenceng sedikit bola akan benjol.
Hingga saat ini, usaha yang dirintisnya sudah berusia 24 tahun. Pesanan mengalir deras dari negara-negara tetangga. Teranyar, mereka mendapat pesanan untuk memproduksi bola Piala Dunia 2018.
Perusahaan Triple S milik Irwan sendiri saat ini dipimpin oleh anaknya, Jefry Romdonny, sebagai generasi kedua. Jeffry adalah salah satu anak kandung Irwan yang sebelumnya mendapat kepercayaan dari ayahnya untuk melakukan penetrasi pasar, lokal ataupun global.