Arema FC benar-benar terpukul secara keras pasca kerusuhan suporter yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Insiden itu mewarnai duel Arema FC kontra Persib Bandung yang berakhir 2-2 pada Minggu lalu.
Hal itu pun berimbas pada deretan sanksi berat yang dijatuhkan komisi disiplin PSSI dan tinggal menunggu waktu saja. Selain itu, Arema FC juga menanggung biaya besar atas berbagai kerusakan pada fasilitas di Stadion Kanjuruhan.
Namun tak hanya itu, sektor bisnis dan marketing pun tidak lepas dari imbas buruk atas kerusuhan yang terjadi. Beberapa sektor bisnis mulai mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat.
- Sanksi Denda Arema Terkait Kerusuhan Penonton Bisa Tembus Setengah Miliar Rupiah
- Insiden Kanjuruhan Mutlak Menjadi Tanggung Jawab Arema FC
- Rusuh Laga Arema vs Persib, Menpora Sindir Kinerja PSSI
- Terungkap! Ini Awal Mula Terjadinya Kericuhan yang Terjadi di Laga Arema vs Persib
- Sebelum Lawan Persib, Pemain Asing Arema Ini Sudah Rasakan Firasat Buruk
"Store mulai mengalami penurunan pada animo masyarakat untuk berkunjung dalam membeli merchandise resmi klub," papar Yusrinal Fitriandi saat dihubungi INDOSPORT.
Beberapa sponsor juga mulai melakukan komplain melalui jalan evaluasi terhadap citra merek di depan publik sepakbola nasional. Lantaran nama mereka sudah kadung identik dengan tim berlogo kepala singa.
"Sponsor melakukan komplain kepada kami. Kredibilitas yang sudah disandang tim Arema FC dan Aremania langsung menurun," ucap Manajer Divisi Bisnis dan Marketing Arema FC tersebut.
"Saat ini kami sedang melakukan meeting (rapat) tentang evaluasi dari salah satu sponsor tim," imbuhnya.
Meski enggan merincinya, namun bisa diprediksi bahwa sponsor kembali memikirkan ulang untuk kerjasama dengan Arema FC. Salah satu potensi dari hasil evaluasi itu pun kemungkinan besar adanya penalti atau bentuk sanksi lainnya atas komplain sponsor.