3 Hal yang Mesti Diwaspadai Garuda Muda dari Permainan Timnas Korea Utara
Sepakbola Korea Utara tidak sebagus tetangganya, Jepang atau Korea Selatan. Namun, dalam hal daya juang, Korea Utara bisa disejajarkan dengan raksasa-raksasa Asia Timur.
Timnas U-23 mereka secara konsisten tampil di empat edisi Asian Games terakhir. Di tiga edisi sebelumnya (2002, 2006, 2010), mereka selalu berhasil menembus babak perempatfinal.
Di Asian Games 2014, Korut yang dilatih Yun Jongsu tampil sebagai juara Grup F setelah menekuk China 3-0 dan Pakistan 2-0.
Daya juang itu pun dibuktikan di laga saat melawan uzbekistan. Tampil kurang maksimal di awal-awal pertandingan karena presoalan cuaca, pemain-pemain Korut nyatanya tetap berusaha menjalankan instruksi pelatih dengan baik.
Korut tertinggal dua gol di babak pertama melalui gol yang dicetak Khojiakbar (11') dan Andrey (25'). Namun, di babak kedua, pemain-pemain Korut dengan tanpa lelah terus menggempur lini pertahanan Uzbekistan. Pemain Uzbekistan pun seperti hilang konsentrasi. Hasilnya, di menit ke-86, Ju Sol-song berhasil mencetak gol penyeimbang untuk memaksakan hasil seri 2-2 melawan juara Piala Asia U-23, Uzbekistan.
Hal ini tentunya mesti diwaspadai Timnas Indonesia. Septian David Maulana dkk mesti konsentrasi penuh selama 90 menit jika tak ingin 'dihukum' oleh permaian tanpa lelah Korut.