Arema FC tampil lebih baik. Mereka mampu mengembangkan permaian di awal-awal babak kedua dengan beberapa kali memberikan ancaman ke gawang Sriwijaya FC.

Kebuntuan akhirnya pecah setelah Arema berhasil menggetarkan jala gawang tuan rumah, melalui Ridwan Tawainella setelah memanfaatkan blunder Teja Paku Alam, yang gagal menangkap bola dengan sempurna.

Setelah unggul, Arema mencoba tampil lebih berani dalam memainkan bola dan mengatur jalannya pertandingan. Namun, strategi serangan balik tetap mereka terapkan.

Pada menit ke-65 Arema mampu menggandakan keunggulan melalui Rivaldi Bawuo. Kerja sama apiknya bersama Nur Hardianto mampu membongkar pertahanan Sriwijaya, dan bola plesing dari Bawou gagal diamankan Teja, skor 2-0.

Tiga menit berselang, Sriwijaya FC nyaris memperkecil ketertinggalan melalui Beto. Sayang, sundulannya di depan mulut gawang masih bisa ditepi oleh Ostojic.

Hari ini benar-benar mimpi buruk bagi Sriwijaya FC. Arema berhasil memperbesar skor menjadi 3-0, melalui gol Nur Hardianto pada menit ke-77 yang memanfaatkan bola liar hasil tepisan Teja.

Jelang menit-menit akhir, pertahanan Sriwijaya FC justru tampil buruk. Gawang Teja kembali mendapat ancaman melalui Dendi Santoso. Dirinya lepas dari kawalan ketat para pemain belakang Sriwijaya, dan langsung berhadapan one on one dengan Teja. 

Sayang, peluang emas itu gagal dimanfaatkan karena, bola berhasil ditepis Teja. Hingga wasit meniup peluit tanda berakhirnya laga, skor 3-0 tak berubah.