N’Golo Kante: Dari Pemungut Sampah hingga Jadi Juara Dunia
Masih di usia yang sama, di usianya yang ke-8 tahun, mengikuti salah satu sekolah sepak bola di kawasan tempatnya tinggal, yakni JS Suresnes.
Saat pertama kali terjun ke dunia sepak bola, Kante sempat diragukan oleh sekolah sepak bola tersebut, termasuk rekan-rekannya.
Mengapa? Karena tubuh Kante paling kecil diantara para pemain lainnya, hingga banyak yang bertanya-tanya “apakah dia bisa bertahan bermain selama 90 menit nanti?”
Menariknya, walau tubuhnya kecil, nyatanya Kante yang langsung diplot sebagai gelandang tangguh mampu berduel dengan pemain yang tubuhnya lebih besar darinya.
Meski telah mencoba untuk bermain sepak bola, namun Kante rupanya tetap bekerja sebagai pemulung untuk tetap menambah pemasukkan keuangan keluarga.
Pada tahun 2002 atau tepatnya saat Kante berusia 11 tahun, ia harus hidup tanpa sang ayah karena meninggal dunia.
Hal ini jelas membuat kehidupan keluarga mereka semakin sulit, hingga membuat ibunya harus bekerja sebagai pembantu rumah tangga agar mereka bertahan hidup.
Walau telah ditinggal sang ayah, keinginannya untuk menjadi pemain sepak bola tak memudar. Bahkan, tekadnya semakin bulat dan hal itu terlihat ketika ia mengikuti sebuah turnamen, Kante berhasil membawa timnya menjadi juara.
Di saat itulah pihak sekolah melalui asisten pelatihnya, Pierre Ville memutuskan untuk mendaftarkan Kante ke akademi klub profesional Prancis, US Boulogne. Sebuah klub dari divisi bawah, namun menjadi titik awal Kante menjadi bintang sepak bola.
Setelah melewati 2 tahun di tim junior Boulogne atau tepatnya dari tahun 2010 hingga 2012, Kante dipromosikan ke tim senior.
Baru bermain satu musim, nyatanya ia langsung memikat klub papan bawah namun sudah bermain di tingkat Ligue 1 Prancis, yakni SM Caen yang merekrutnya dengan status bebas transfer alias gratis.
Di sinilah permainan Kante semakin meningkat, di mana selama 2 tahun atau tepatnya dari tahun 2013 hingga 2015 ia bermain sangat impresif.