Nomor 2 Bikin Merinding, Ini 3 Momen Juara Persija di Stadion GBK
Semenjak Stadion GBK diresmikan Soekarno pada tahun 1962, Persija menjadi tim terbaik di stadion ini dengan lima kali merengkuh gelar juara.
Salah satu partai paling berkesan adalah final perserikatan tahun 1975.
Pada partai puncak perserikatan 1975 di Stadion Utama Senayan (nama lama GBK), Persija bersua dengan PSMS Medan.
Laga ini menjadi laga yang paling ditunggu-tunggu kala itu lantaran Persija dan PSMS merupakan dua klub besar di Tanah Air.
Bahkan, Koran Pelita edisi 10 November 1975 pernah mencatat penonton di laga itu mencapai 125 ribu orang. Angka ini menjadi rekor kedua tertinggi sepanjang masa setelah final perserikatan 1985 antara PSMS vs Persib.
Persija mendapatkan dukungan lebih banyak di partai final ini lantaran mayoritas penonton berasal dari Jakarta.
Namun begitu, hal tersebut tak menghalangi PSMS untuk tampil garang lantaran telah mencetak gol di menit 10' melalui Parlin Siagian.
Persija akhrinya bisa mengatasi tekanan PSMS Medan di lapangan yang diguyur hujan melalui gol penyeimbang dari Andi Lala.
Namun, laga yang diharapkan ketat hingga akhir ini akhirnya harus berakhir dengan hal yang tak biasa.
Pertandingan saat itu berjalan dengan keras. Wasit berulang kali mengeluarkan kartu bagi kedua kubu.
Bahkan perkelahian massal antarpemain sampai pecah di lapangan. Salah satu yang terluka adalah pemain PSMS bernama Nobon.
Pelipis Nobon luka usai kena pukul pemain Persija. Laga ini pun sampai harus dipisahkan aparat keamanan.
Ketua PSSI saat itu, Kardono, ikut turun ke lapangan dan melakukan diskusi dengan manajer kedua tim.
Akhirnya, titik temu pun dicapai dan kedua tim dinyatakan menjadi juara bersama. Laga pun resmi berakhir pada menit ke-40 lantaran terlalu riskan untuk dilanjutkan.