3 Dugaan Match Fixing Mulai Mengemuka di Liga 3 2018, PSSI Bisa Apa?
Match fixing yang menyeruak ke permukaan publik pertama dialami oleh klub sepak bola asal Flores, Nusa Tenggara Timur, PS Ngada. PSN Ngada mengaku diajak untuk patungan membayar uang senilai Rp200 juta untuk lolos ke babak 16 besar.
Hal itu diungkapkan oleh pelatih PS Ngada Kletus Marselinus Gabhe. Dirinya juga menyebutkan kalau upaya mengatur skor itu diajak oleh manajer Persekam Metro FC Bambang Suryo (BS) melalui sambungan telepon sebelum laga.
"Bahwa saya siap dan saya punya bukti rekaman diajak untuk membayar sejumlah uang. Kemudian mengatur untuk bisa lolos ke 16 besar. Rp200 juta satu paket (patungan). Tapi saya mengatakan kami tak punya uang," terang Kletus dalam konferensi pers, Senin (03/12/18).
Lebih lanjut Kletus memiliki bukti sahih rekaman percakapan dengan Bambang Suryo. Pelatih PS Ngada ini juga telah melaporkan ke Komisi Disiplin (Komdis) PSSI tentang ajakan suap.
"Selesai bertanding kapan, katakanlah paling cepat kalau tuhan memberkati kami bisa lolos terus ke 16 besar dan masuk 8 besar, berarti paling cepat setelah 22 Desember saya siap dipanggil (pemeriksaan)," jelas Kletus.