FOOTBALL265.COM - Kerusuhan terjadi pada pertandingan babak 64 besar salah satu kompetisi sepak bola Indonesia, Piala Indonesia 2018 yang mempertemukan PS TIRA vs PSIM Yogyakarta di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa (11/12/18) kemarin.
Laga itu berkesudahan 2-0 untuk kemenangan PS TIRA lewat gol Herwin Tri Saputro pada menit ke-52 dan Pandi Lestaluhu (73'). Namun, duel tim yang sama-sama bermarkas di Yogyakarta itu menutup laga dengan kerusuhan.
Kericuhan terjadi 10 menit menjelang pertandingan hampir berakhir. Para pendukung PSIM yang berada di tribun timur dan utara melompati pagar dan masuk ke lapangan pertandingan.
Menurut pengamat sepak bola, Akmal Marhali di Instagram pribadinya, semua bermula ketika ada keputusan wasit Maulana Nugraha yang dirasa merugikan pihak PSIM.
Puncaknya adalah ketika Maulana Nugraha mengesahkan gol Pandi Lestaluhu yang berbau offside. Keputusan itu pun membuat suporter PSIM meradang.
Protes pertama diwarnai pelemparan botol air mineral ke lapangan. Kemudian para pendukung PSIM mulai turun ke lapangan berusaha mengejar wasit.
Tak hanya itu, mereka yang turun ke lapangan juga mengejar dan berusaha menyerang pemain PS Tira. Kalah jumlah, para pemain PS Tira memutuskan bertahan, tetapi ada pula yang menyerang balik kelompok oknum suporter tersebut.
Akmal Marhali pun merasa geram. Ia merasa sepak bola Indonesia selalu penuh sensasi dibanding sebuah prestasi.
"Bukan #sepakbolaindonesia bila tidak dibumbui sensasi. Mulai dari kontroversi sampai aksi anarki. Kekerasan menjadi tradisi. Emosi meluap tanpa bisa mengendalikan diri. Apa yang dicari? PRESTASI?" tulis Akmal.
"Sampai kapan #bolakita mau seperti ini? sepak bola Indonesia butuh ketegasan dan keteladanan!" tegasnya.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT