In-depth

(Analisis) Ini Alasan Mourinho Selalu Bernasib Sial di Musim Ketiga

Kamis, 20 Desember 2018 16:08 WIB
Editor: Yohanes Ishak
© espn.com
Iker Casillas dan Jose Mourinho saat keduanya masih di Real Madrid. Copyright: © espn.com
Iker Casillas dan Jose Mourinho saat keduanya masih di Real Madrid.
Nasib Kurang Mujur di Real Madrid

Bersama Madrid, sebenarnya keinginan Mourinho untuk mendatangkan pemain selalu terpenuhi. Hanya saja, target Presiden Real Madrid, Florentino Perez yang ingin Mourinho bisa berikan gelar Liga Champions selalu gagal terpenuhi.

Pada musim ketiganya, Mourinho juga memiliki hubungan yang buruk dengan Perez. Tak hanya itu, di musim tersebut juga ia bersitegang dengan ikon klub Madrid, Iker Casillas. Hal ini akhirnya membuat Casillas untuk pertama kalinya lebih banyak duduk di bangku cadangan, padahal sedang dalam kondisi fit.

Sampai di situ saja? Jelas tidak, Mourinho juga kerap mengkritik permainan pemain megabintang Madrid yang juga pemain favorit Perez, yakni Cristiano Ronaldo.

Mourinho menilai jika Ronaldo terlalu egois sehingga membuat sejumlah peluang emas Los Blancos terbuang percuma. Situasi inilah yang membuatnya dipecat oleh Madrid di akhir musim 2012/13 atau musim ketiganya di Madrid.

Kembali ke Pelukan Chelsea dan Merasakan Kutukannya Lagi

© GETTY IMAGES
Jose Mourinho (Chelsea) Copyright: GETTY IMAGESJose Mourinho saat melatih Chelsea untuk kedua kalinya.

Pada musim 2013/14, Mourinho kembali ke pelukan sang mantan, Chelsea. Di musim tersebut, ia dan manajemen The Blues sudah berdamai. Pada awal kedatangannya, ia tak terlalu banyak mendatangkan pemain karena melihat komposisi skuatnya saat itu dinilai sudah cukup.

Kala itu, pemain yang didatangkannya tak terlalu banyak, namun setidaknya pemain yang ia inginkan berhasil dipenuhi. Mulai dari Andre Schurrle, Willian, dan Samuel Eto’o.

Pada musim tersebut, Chelsea gagal ia berikan gelar juara karena memang saat itu melihat skuatnya belum mumpuni dan telah meyakinkan klub pada awal musim dirinya tak terlalu yakin bisa memberikan gelar juara.

Barulah pada musim kedua atau tepatnya di musim 2014/15, Mourinho mulai merombak skuat Chelsea dan sejumlah pemain yang didatangkan pun sesuai dengan keinginannya. Sebut saja seperti Diego Costa, Cesc Fabregas, Filipe Luis, dan Mourinho juga yang meminta agar Thibaut Courtois dipulangkan kembali dari klub peminjam, Atletico Madrid.

© DailyMail
Diego Costa, Cesc Fabregas, dan Filipe Luis, saat pertama kali didatangkan Chelsea pada musim 2014/15, Copyright: DailyMailDiego Costa, Cesc Fabregas, dan Filipe Luis, saat pertama kali didatangkan Chelsea pada musim 2014/15,

Hasilnya, gelar Liga Primer Inggris dan Piala Liga Inggris pun berhasil ia amankan di lemari koleksi gelar milik Chelsea. Pada musim ketiganya, lagi-lagi Mourinho bernasib apes. Sejumlah pemain yang ia inginkan tidak dipenuhi oleh manajemen klub.

Mulai dari mantan anak asuhnya di Real Madrid, yakni Raphael Varane, lalu bintang Madrid yang gagal bersinar di musim sebelumnya, yakni James Rodriguez, hingga keinginannya untuk mendatangkan kembali Kevin De Bruyne. Khusus De Bruyne, sepertinya Mourinho terkena karma, karena sang pemain pernah merasa sakit hati.

© INDOSPORT
Kevin de Bruyne pada laga saat melawan Basel. Copyright: INDOSPORTKevin De Bruyne lebih memilih untuk bermain bagi Manchester City daripada ke Chelsea bersama Jose Mourinho.

Ya, pemain asal Belgia itu pernah dilepas Mourinho secara permanen klub Jerman, Wolfsburg setelah sebelumnya dipinjam pada bulan Januari 2014. Akhirnya, pada musim 2015/16 Bruyne lebih memilih gabung ke Manchester City daripada bekerja sama kembali dengan Mourinho.

Tak ayal, musim 2015/16 bisa dibilang pencapaian terbutuk Chelsea dan Mourinho. Bayangkan, usai menjadi juara di musim 2014/15 saat memasuki pertenghan musim 2015/16, Chelsea berada di urutan ke-17 yang berarti nyaris masuk zona degradasi. Tak heran saat itu juga Mourinho langsung dipecat.

Situasi ini pun langsung membuat Chelsea ramai muncul di sejumlah berita sports dunia atas hasil yang mereka dapatkan tersebut.

1