FOOTBALL265.COM - Jika mengarungi Liga 1 dengan target juara, manajemen Sriwijaya FC butuh Rp35 miliar. Untuk Liga 2, manajemen butuh setidaknya Rp20 miliar. Tentunya itu juga dengan target juara dan naik kasta ke Liga 1 musim 2020.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Muddai Madang, Jumat (21/12/2018). Dia mengatakan, meski Sriwijaya turun di Liga 2, kisaran biaya yang dibutuhkan masih cukup besar yakni Rp20 miliar.
Dana ini dibutuhkan untuk membeli pemain, membayar gaji pemain, dana away dan biaya operasional lainnya. Dengan dana sebesar Rp20 miliar, muda-mudahan Sriwijaya bisa naik ke Liga 1 musim 2020.
Pemain yang direkrut pun pastinya bukan sembarangan. Pemain itu bisa jadi pemain yang sudah pernah turun di Liga 1 atau pemain muda yang tengah naik daun.
“Tapi saya pribadi akui, sudah berat membiayai SFC. Kita tahu mengelola tim profesional ini butuh uang yang banyak. Oleh karena itulah, kalau ada yang mau saham saya sepenuhnya, saya akan jual,” jelasnya.
Oleh karena itulah, ia mempersilakan mereka yang dianggap cinta akan Sriwijaya dan sepak bola untuk menemuinya langsung berbicara empat mata dan melakukan negosiasi.
“Saya berharap itu orang Sumsel atau BUMD Sumsel, jadi Sriwijaya bisa eksis menjadi tim kebanggaan masyarakat Sumsel,” jelasnya.
Muddai mengakui, jika SFC masih belum bisa menghasilkan keuntungan seperti Persija Jakarta, Persib Bandung dan Arema FC. Tapi, bukan berarti tidak bisa karena Laskar Wong Kito menjadi salah satu tim besar dan punya fanatisme yang cukup baik.
“Hanya perlu dikembangkan saja potensi-potensi yang bisa menguntungkan bagi tim,” jelasnya.
Selama ini, Sriwijaya hidup dari sponsor swasta, karena memang sejak musim 2008 itu pemerintah daerah diharamkan memberikan suntikan dana dari APBD untuk tim-tim profesional.
Tapi, besaran dana yang dibutuhkan masih tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan manajemen. Belum lagi proses pencairan dana sponsor kerap terlambat sehingga dia harus turun tangan memberikan dana talangan terlebih dahulu.
Pemasukan lainnya dari tiket pun masih belum maksimal dan sebenarnya bisa ditingkatkan lagi. “Asal potensi-potensi itu bisa dimaksimalkan maka Sriwijaya bisa menguntungkan. Sebab sepakbola profesional itu industri bisnis,” jelasnya.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya di INDOSPORT.