In-depth

Timnas Jepang dan Cerita 'Hantu' Negeri Sakura Pengantar Mimpi Buruk ke Piala Asia 1992

Minggu, 6 Januari 2019 20:50 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti | Editor: Yohanes Ishak
 Copyright:
Akhir Perjalanan Negeri Sakura di Piala Asia 1992

Partai final melawan Arab Saudi menjadi puncak kepercayaan diri tertinggi yang dimiliki oleh Jepang. Hal itu menjadi tugas yang begitu berat bagi Arab untuk mempertahankan gelar mereka di ajang tersebut. 

Bermain di hadapan 60,000 penonton, Jepang bermain dengan begitu nyaman. Kepercayaan diri tersebut sudah tampak sejak awal pertandingan. 

Jepang tampil mendominasi permainan di hadapan Arab. Lawan mereka seolah tenggelam dalam kehadiran puluhan ribu pendukung Jepang yang ada di Stadion Hiroshima Big Arch kala itu. 

Tekanan demi tekanan diterima oleh Arab usai Takuya Takagi menjebol gawang lawan mereka di menit ke-36. Tak ada pemain Arab yang mampu menahan kekuatan Jepang yang semakin kalap. 

Tak ada perubahan berarti di babak kedua. Arab seperti kehabisan tenaga untuk kembali menciptakan kesempatan dan merubah nasib. Namun sampai peluit akhirnya berbunyi, Arab tak bergeming.

Jepang pun keluar sebagai juara di ajang Piala Asia 1992. Raihan gelar tersebut menjadi titik balik sepak bola Jepang. Kompetisi J-League akhirnya hadir pada 1993 silam usai momen kemenangan tersebut.

Kehadiran J-League pun membuat sepak bola Jepang berkembang semakin besar, baik dari segi permainan maupun kekuatan. Jepang berhasil menjadi 'hantu' yang bangkit menawarkan mimpi buruk bagi negara-negara lawan mereka di tingkat Asia.

Terus Ikuti Perkembangan Sepak Bola Seputar Bola Internasional Hanya di FOOTBALL265.COM

159