Memahami Otak Luciano Moggi, 'Legenda' Match Fixing Juventus di Balik Skandal Besar Calciopoli
Luciano Moggi awalnya hanya pria biasa yang lahir di Moticiano, sebuah kota kecil di dekat Siena. Dengan perbukitan indah serta perkebunan anggur, kota itu menjadi tempat menyenangkan bagi para pelancong kelas menengah asal Inggris.
Namun, bagi Moggi, hal itu tak seromantis yang ia rasakan. Moggi muda meninggalkan sekolah pada usia 13 tahun, dan bekerja sebagai buruh rel kereta. Kariernya menanjak tajam usai dirinya naik pangkat menjadi kepala kantor tiket kereta api.
Tak berhenti di situ, Moggi bekerja paruh waktu di ranah pencarian bakat untuk tim-tim sepak bola lokal di area Tuscany. Ia pun akhirnya bekerja freelance sebagai pencari bakat muda bagi sejumlah klub, salah satunya Juventus.
Dikutip dari Guardian, penulis biografi Moggi, Marco Travaglio mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang membuat sosok top mafia sepak bola Italia yang ia tulis dalam bukunya itu punya kemampuan luar biasa dalam bernegosiasi untuk menggaet talenta-talenta berbakat dengan mudah.
"Dia tidak hanya tertarik dengan kemampuan dari pemain itu, tapi juga kondisi keluarga (pemain)," kata Travaglio. Di matanya, Moggi adalah sosok ayah kedua bagi para pemain tersebut. Lebih dari sekedar manajer saja.
Kemampuan Moggi tersebut mendapatkan perhatian dari 'super manager' yang menjalankan bisnis dari Inter Milan. Ia adalan Italo Allodi, yang pada akhirnya membawa Moggi ke Juventus untuk menjadi salah satu staff pencarian bakat muda.