Liga Indonesia

Jadi Wakil Tunggal Sumatera, Semen Padang Usulkan Liga 1 Dibagi Per Wilayah

Sabtu, 19 Januari 2019 14:45 WIB
Penulis: Ridi Fadhilah Khan | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Indosport
Skuat Semen Padang 2018 Copyright: © Indosport
Skuat Semen Padang 2018

FOOTBALL265.COM- Beberapa minggu yang lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan tingginya harga tiket pesawat untuk satu kali perjalanan domestik.

Kenaikannya pun berhasil mencapai angka 200 persen. Tentu saja kabar tersebut merugikan banyak pihak, tak terkecuali klub-klub sepak bola Indonesia. Salah satu klub yang diyakini akan mengalami kerugian terbesar adalah Semen Padang

Ya, klub berjuluk Kabau Sirah ini akan mengarungi Liga 1 2019 dengan predikat tim satu-satunya yang berasal dari Sumatera, yang artinya seluruh pertandingan tandang Semen Padang harus ditempuh melalui jalur udara.

Saat dihubungi oleh INDOSPORT, manajer Semen Padang, Win Bernandino tak mengelak bahwa dengan kondisi seperti ini pihaknya akan mengalami kesulitan.

Akan tetapi, ia menuturkan bukan hanya Semen Padang saja yang akan mengalami nasib tersebut. Tim-tim dari Papua pun akan mengalami hal yang sama.

Win berharap dengan kondisi seperti ini, PSSI dan PT. Liga Indonesia Baru (PT.LIB) selaku operator liga, dapat memberikan sebuah masukan untuk memecahkan masalah tersebut.

Baginya, kedua operator ini bisa melakukan perhitungan yang matang terhadap efisiensi operasional tim ke depannya.

"Kalau masalah operasional tim, mungkin bukan hanya SP saja yang merasakan beratnya. Saudara kita yang di Papua juga mengalami hal yang sama. Federasi dan operator harus bisa mencari solusinya mengenai permasalahan ini."

"Karena secara geografis, negara kita adalah kepulauan. Mau enggak mau harus ada perhitungan yang matang terhadap efisiensi operasional tim," papar Win Bernandino saat dihubungi INDOSPORT.

Tak cukup sampai disitu saja, Win memberikan sebuah wejagang terhadap PSSI dan PT. LIB untuk mengatur Liga 1 lebih optimal lagi, atau mengubah format Liga menjadi kompetisi berdasarkan wilayah geografis.

Seperti yang sudah diterapkan pada tahun 2014 silam dan Liga 2 musim lalu.

"Mengoptimalkan jadwal, misalnya sekali away ke Papua langsung lawan Persipuran dan Serui, sehingga tiketnya sekali jalan saja ke Papua dan yang terakhir membagi kompetisi berdasarkan wilayah geografis."

Akan tetapi, dirinya pun tak menutup mata bahwa terdapat beberapa catatan baik dan buruknya, anda kompetisi dibagi menjadi per wilayah. Seperti pengeluaran yang bisa dihemat, dan permasalahan nilai kompetisi.

"Kalau bagi pengelola tim ya pastinya secara pengeluaran bisa dihemat. Tapi permasalahan value kompetisi kita, perlu dipelajari lebih lanjut," tutupnya.

Terus Ikuti Update Sepak bola Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT

13