Liga Indonesia

Cerita Oswaldo Lessa yang 2 Kali Didepak Persipura

Jumat, 25 Januari 2019 12:44 WIB
Penulis: Sudjarwo | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Sudjarwo/INDOSPORT
Mantan pelatih Persipura Jayapura, Oswaldo Lessa. Copyright: © Sudjarwo/INDOSPORT
Mantan pelatih Persipura Jayapura, Oswaldo Lessa.
6 Tahun Berkarier Sebagai pelatih Fisik

INDOSPORT: Coach, bisa cerita sedikit tentang perjalanan kariernya di kompetisi sepak bola Indonesia?

Lessa: Sebelum ke Indonesia saya bekerja di Brasil sebagai pelatih fisik. Lalu saya ke Arab Saudi bergabung dengan klub Al Taie U-23 pada 2008.

Di sana saya tidak lama, karena tahun 2009 saya mulai ke Indonesia dan  bekerja sebagai pelatih fisik di tim Persipura, itu adalah klub pertama saya dan saya kesitu kenal dari Jacksen Tiago.

Saya menjadi pelatih fisik di Persipura dari tahun 2009 sampai 2015. Berapa tahun di posisi ini, saya ikut antarkan Persipura 2 kali juara (2010/2011, 2012/2013) dan 3 kali juara kedua (2009/ 2010, 2012/ 2013, 2014).

INDOSPORT: Lalu bagaimana ceritanya hingga coach bisa menjadi pelatih kepala di Persipura?

Lessa: Waktu itu di tahun 2014 saya mulai menjabat sebagai pelatih kepala gantikan Jacksen yang memilih hengkang, dan langsung memimpin tim di fase final, kita juara kedua saat kalah dari Persib Bandung.

Tahun 2015, tugas saya berlanjut di Piala AFC dalam 6 pertandingan, hasilnya kita menang 5 kali dan draw 1 kali. Kita juara grup saat itu, tapi tidak lanjut karena sanksi FIFA. Waktu itu liga Indonesia stop, tim pun sempat bubar.

INDOSPORT: Setelah sempat vakum karena disanksi FIFA, apa coach masih lanjut melatih Persipura?

Lessa: Iya, saya masih sempat melatih Persipura di tahun 2016, tapi cuma sebentar karena saya keluar sebelum turnamen ISC 2016,

Saat itu, saya memilih mundur karena saya tidak setuju dengan proses tim. Ada intervensi yang membuat saya mundur.

INDOSPORT: Selanjutnya ke klub mana coach pergi?

Lessa: Dari situ saya pergi ke Madura United kembali menjadi pelatih fisik.

Dari Madura, saya pindah ke Sriwijaya FC dan ditunjuk menjadi pelatih kepala dan saya kembali tidak setuju dengan proses kerja disitu dan saya mundur lagi.