Liga Indonesia

Striker Top Incaran Persija Pernah Bersaing dengan Messi dan Ronaldo Rebut Sepatu Emas Eropa

Sabtu, 16 Februari 2019 12:16 WIB
Editor: Juni Adi
 Copyright:

FOOTBALL265.COM - Rumor bursa transfer Liga Indonesia kembali panas, setelah jawara Liga 1 2018, Persija Jakarta kembali aktif bergeliat mencari pemain baru berposisi sebagai penyerang.

Hal itu disebabkan, salah satu striker andalan Persija yaitu Marko Simic tengah menjalani proses hukum di Australia karena diduga terlibat tindakan pelecahan kepada seorang wanit di dalam pesawat beberapa waktu lalu.

Akibat perbuatannya, Simic dipastikan tidak dapat kembali ke Tanah Air bersama rekan-rekan setimnya, usai melakoni laga Kualifikasi Liga Champions Asia 2019, melawan Newcastle Jets, Selasa (12/02/19) lalu.

Pemain asal Kroasia itu terahan di Negeri Kanguru hingga digelarnya keputusan persidangan pada April mendatang. Situasi tersebut memaksa Persija mencari striker baru, untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Simic jelang ajang Piala Presiden 2019 dan AFC up.

"Kalau Simic benar-benar gak bisa (kembali dalam waktu dekat) artinya sudah lewati batas pendaftaran, maka mau gak mau harus cari alternatif lain," ucap Ferry Paulus di Lapangan Sutasoma Halim, Jakarta Timur.

Satu nama pun muncul ke permukaan, yang dirumorkan tengah diincar oleh manajemen Macan Kemayoran yakni striker Liga Rusia, Evgeni Kabaev.

Dilansir dari Eurotopfoot.com pada tahun 2014, Kabaev sempat menorehkan catatan manis kala membela klub Estonia, Sillamae Kalev. 

Dirinya masuk dalam daftar perebutan gelar Golden Shoes Eropa musim 2014/15, dengan menempati posisi ketiga dibawah Lionel Messi (ke-2) dan Cristiano Ronaldo (ke-1).

Pemain berdarah Rusia itu meraup 36.0 points dengan raihan 36 gol di Liga Utama Estonia. Sedangkan Ronaldo masih mengumpulkan poin 56,0 dan Messi. 46,0 kala itu.

Namun sayang, pundi-pundi poin Kabaev tidak dapat bertambah lantaran dirinya memilih hengkang ke Persija Jakarta pada Desember 2014, sebelum akhirnya kembali hengkang pada tahun 2015 karena Liga Super Indonesia bubar setelah mendapat sanksi FIFA dan Kemenpora.