In-depth

Meramal Nasib Persija Jakarta di Bursa Saham

Senin, 18 Februari 2019 16:46 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti, Prio Hari Kristanto | Editor: Lanjar Wiratri
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Aksi tendangan salto Bambang Pamungkas ke gawang PS Tira Persikabo Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Aksi tendangan salto Bambang Pamungkas ke gawang PS Tira Persikabo
Bahaya Kerugian untuk Persija

Namun begitu, ada potensi kerugian yang siap mengintai Persija Jakarta. Kerugiannya sendiri memang tidak langsung terlihat tetapi bakal muncul seiring dengan keputusan klub itu sendiri. 

Banyak contoh di luar negeri di mana klub-klub mendapatkan suntikan dana besar dan memilih untuk menghabiskan dana tersebut untuk belanja pemain-pemain mahal.

Layaknya perjudian, jika prestasi klub tak terdongkrak setelah manajemen berbelanja pemain-pemain mahal, maka otomatis klub tersebut akan mengalami kerugian dan mengalami defisit neraca.

Alasan klub merambah bursa saham pun bisa bermacam-macam. Ada yang mengejar prestasi, ada pula yang memang ingin membina pemain muda sebelum akhirnya dijual mahal ke klub lain.

Maka dari itu ini merupakan tantangan bagi manajemen Tim Macan Kemayoran apakah bisa mengonversi investasi yang masuk menjadi hal yang menguntungkan secara jangka panjang. 

Bagi klub sepak bola, faktor penggerak saham adalah hasil pertandingan dan bursa transfer. Pemain bintang yang datang bisa direspons positif oleh investor karena selain menaiakan penjualan merchandise, bisa meningkatkan value klub. 

Namun, apabila pembelian pemain tak mampu mendongkrak prestasi klub, maka hasilnya bakal jalan di tempat. 

Juventus bisa dijadikan contoh bagaimana dalam lima tahun terakhir nilai sahamnya melonjak 469,56 persen karena kesuksesan klub menguasai sepak bola Italia dan mendatangkan megabintang Cristiano Ronaldo. 

Sementara hasil berkebalikan didapat Man United dan AS Roma yang pelonjakan nilai sahamnya rendah lantaran prestasi klub yang belum kunjung membaik. 

Menanggapi hal ini, Ferry Paulus mengaku Persija tidak takut rugi. Baginya, hal terpenting adalah Persija memiliki kekuatan finansial.

“Dalam konsekuensi, yang namanya rugi untung itu hal biasa. Tapi tujuan dari pemegang saham, penjualan saham ke publik itu, kita memiliki kekuatan finansial. Artinya, kita juga harus siap rugi,” ujarnya.

214