In-depth

Romantisme Pemain Papua Bersama Semen Padang dan Persebaya Surabaya

Senin, 18 Maret 2019 13:35 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
 Copyright:
Semen Padang

Kisah romantisme yang pertama ada pada klub sepak bola asal Tanah Minang, yakni Semen Padang. Klub berjuluk Kabau Sirah ini selalu menjadi tempat persinggahan yang nyaman bagi para pemain Papua dalam berkarier.

Kisah asmara Semen Padang dan pemain Papua ini sudah terjadi sejak dua dekade terakhir di kancah sepak bola nasional. Awal mulanya terjadi pada pertengahan 1990-an silam.

Kala itu,, secara mengejutkan, Semen Padang merekrut Alexander Pulalo dan Herman Pulalo, yang bisa dibilang bukan pemain bintang. Kendati begitu, Semen Padang memiliki keyakinan yang tinggi kepada dua pemain anyarnya ini.

Terbukti, rasa percaya klub dapat dibayar dengan tuntas oleh dua Pulalo usai dipoles habis-habisan. Alexander Pulalo dan Herman Pulalo mampu membawa Semen Padang meraih gelar Bangabandu Cup, Bangladesh 1999 lalu.

Selain itu, mereka sukes tembus Timnas Indonesia. Puncaknya adalah saat Herman Pulalo berhasil mengantar Timnas Indonesia meraih medali emas di SEA Games 1997 silam sebagai bek kiri yang bergantian dengan Aji Santoso.

©
Caption Copyright: Mantan pemain Semen Padang dan Timnas Indonesia Elie Aiboy.

Setelah era mereka, muncul kembali gelandang apik Elie Aiboy dan bek kiri enerjik Erol Iba pada 2000-an. Dididik dengan keras oleh Semen Padang membuat Elie dan Erol juga sukses membawa Semen Padang meraih gelar juara Indonesia Premier League (2011/2012) dan Indonesia Community Shield (2013).

Lebih lanjut, era 2010-an ke sini, ada pula Vendry Mofu dan Titus Bonai yang singgah di Semen Padang. Keduanya juga membawa gelar kampiun Indonesia Premier League (2011/12) dan Indonesia Community Shield (2013) ke Tanah Minang.

Baik Elie Aiboy, Erol Iba, Vendry Mofu, dan Titus Bonai juga pernah membela Timnas Indonesia.

Kendati demikian, ada juga sejumlah pemain Papua yang tak bersinar bersama Semen Padang, seperti Franky Suabey, Joshua Pahabol, Nerius Alom, hingga Stevie Bonsapia.

Sementara itu, ketika bermain di Liga 2 musim 2018 (degradasi dari Liga 1 2017), Semen Padang tak mencoret bakat Papua lainnya yang ada. Nama-nama seperti Elthon Maran (winger), Fridolin Yoku (gelandang), Jefri Kewoe (winger), dan Rendi Oscario (kiper) turut mengisi skuat Semen Padang.

© Herry Ibrahim/Football265.com
Aksi pemain BFC, Dendy Sulistyawan (kiri) mencoba melewati hadangan pemain Semen Padang, Boas Atururi Padang pada laga perdana grup B Piala Presiden 2019 di stadion Patriot, Minggu (03/03/19). Copyright: Herry Ibrahim/Football265.comAksi pemain BFC, Dendy Sulistyawan (kiri) mencoba melewati hadangan pemain Semen Padang, Boas Atururi Padang pada laga perdana grup B Piala Presiden 2019 di stadion Patriot, Minggu (03/03/19).

Hanya Ananias Fingkreuw saja yang dilepas Semen Padang ketika mengarungi babak delapan besar Liga 2 2018. Namun, jasanya membawa Semen Padang kokoh di puncak klasemen wilayah barat tak terlupakan.

Kini, ketika kembali ke Liga 1 2019, Semen Padang membawa pulang Boas Atururi. Pemain 28 tahun ini mengaku serasa kembali ke rumah usai dipinang Kabau Sirah.

"Saya senang bisa kembali ke Semen Padang. Ketika ditawari bergabung, saya terima, karena tidak ada alasan bagi saya untuk menolaknya," tutur Boas pada pertengahan Februari lalu.

1.6K