Evaluasi Timnas U-23 di Kualifikasi Piala Asia U-23 2020: Indra Sjafri
Jika tadi sudah membicarakan soal chemistry yang merupakan soal faktor non teknis, maka secara teknis, pelatih Indra Sjafri juga perlu dievaluasi. Utamanya dalam rencana atau strategi cadangan jika timnya sedang mentok.
Seharusnya Indra Sjafri perlu mewaspadai Thailand dan Vietnam yang sudah mendeklarasikan bahwa mereka akan menampilkan skuat dan strategi yang berbeda. Dan ternyata benar saja, Thailand datang dengan sejumlah pemain baru di ajang ini, sementara Vietnam hadir dengan skuat finalis Piala Asia U-23 2018
Timnas U-23? Strategi yang dijalankan oleh Indra Sjafri terlihat nyaris sama tetapi bedanya adalah dengan kehadiran Egy Maulana Vikri dan Saddil Ramdani. Pada dasarnya menggunakan strategi yang sama dengan saat menjadi juara bukan sesuatu yang haram.
Hanya saja rencana dari Indra Sjafri sangat jelas sudah terbaca oleh Thailand dan Vietnam sehingga Timnas U-23 dibuat tak berkutik untuk sekadar membuat peluang. Faktanya Timnas U-23 memang tidak mampu mencetak sebiji gol pun ke gawang Thailand dan Vietnam.
“Kami telah mempelajari gaya permainan lawan (Timnas Indonesia U-23) dan tahu bagaimana mereka akan bermain,” ujar pelatih Thailand, Alexandre Gama seperti yang dinukil dari Bongda.
Sementara itu pelatih Vietnam, Park Hang-seo ternyata sudah menyiapkan rencana cadangan untuk mengalahkan Timans U-23. Seperti yang terungkap dalam Sport5, Park Hang-seo dimenit ke-80 menitip secarik kertas untuk Nguyen Quang Hai.
Isi secarik kertas itu adalah pergantian strategi perubahan formasi ke 3-4-3 untuk menekan Timnas U-23 di menit-menit akhir. Alhasil, Vietnam berhasil mendapatkan sebiji gol di menit-menit akhir buah pergantian taktik dari Park Hang-seo, sedangkan Indra Sjafri tak ada pergantian strategi apapun.
Perubahan strategi oleh seorang pelatih merupakan hal minor tetapi sangat berarti, sudah banyak kasus sebuah tim mampu memenangkan pertandingan karena adanya pergantian strategi. Contohnya adalah di perempatfinal Piala Dunia 2018 kala Brasil bertemu Belgia.
Saat itu Brasil dengan pelatih Tite dibuat kaget dengan pergantian strategi Belgia oleh pelatih Roberto Martinez yang bermain dengan formasi 3-4-3. Hasilnya, Brasil saat itu dibuat kewalahan oleh formasi dadakan Belgia hingga akhirnya mereka harus kalah dan terdepak dari Piala Dunia 2018.
Belajar dari pengalaman Tite dan dirinya sendiri di kualifikasi Piala Asia U-23 2020, tampaknya Indra Sjafri perlu menambah referensi taktik dan strategi lagi. Peristiwa Timnas U-23 kebingungan saat menghadapi Thailand dan Vietnam tidak boleh terulang lagi.
Jika Indra Sjafri mau belajar untuk membuat strategi dan taktik yang lebih beragam lagi, niscaya Timnas U-23 di ajang selanjutnya akan berkembang menjadi tim tangguh. Pasalnya setiap pelatih lawan mematikan cara main Timnas U-23, Indra Sjafri sudah punya formula lain yang lebih ampuh.
Pada akhirnya Indra Sjafri juga hanyalah manusia biasa, meski ia telah membawa dua gelar juara di Timnas U-19 dan U-22, belajar agar bisa lebih baik lagi itu sangat penting. Dan kali ini adalah kesempatan bagi Indra Sjafri untuk mengevaluasi dirinya sendiri agar tragedi Timnas U-23 di Vietnam tak terulang lagi.
Terus Ikuti Perkembangan Seputar Indra Sjafri dan Berita Olahraga Lainnya di FOOTBALL265.COM.