In-depth

Flashback Kejayaan Klub-klub Inggris di Eropa 35 tahun Silam: Liverpool Menangis di Laga Puncak

Sabtu, 20 April 2019 17:02 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
 Copyright:
Kejayaan Tim-tim Inggris Musim 1984/85

Musim 1984/85, ada total enam tim Inggris yang berlaga di kancah Eropa. Rinciannya, satu di European Cup (Liga Champions), dan lima lainnya di UEFA Cup (Liga Europa).

Mari membahas terlebih dahulu kiprah tim-tim Inggris di UEFA Cup. Lima tim Inggris yang jadi wakil, yakni Queens Park Rangers, Manchester United, Nottingham Forest, Tottenham Hotspur, dan Southampton, harus menerima nasib berbeda.

Pada babak pertama, dua tim Inggris, Nottingham Forest serta Southampton sudah langsung tersingkir. Nottingham kalah dari wakil Belgia, Club Brugge, dengan agregat skor 0-1, sedangkan Southampton tunduk dari klub Jerman, Hamburg dengan agregat 0-2.

Sementara tiga sisanya, Manchester United, Tottenham, dan Queens Park Rangers, sukses melangkah ke fase selanjutnya. Man United menang 6-2 atas Raba ETO Gyor (Hungaria), Tottenham menggilas Braga (Portugal) 9-0, dan QPR menghancurkan Knattspyrnufélag Reykjavíkur (Islandia) 7-0.

Dari tiga tim itu, hanya dua yang bisa melaju hingga perempat final. QPR harus tersingkir di babak kedua setelah kalah gol tandang 6-6 dari wakil Yugoslavia (kala itu masih ada), Partizan.

Sayangnya, kejayaan wakil Inggris di EUFA Cup kala itu harus benar-benar terhenti sampai perempatfinal saja. Man United kalah adu penalti dari Videoton (Hungaria), dan Tottenham dipermalukan 0-1 oleh raksasa Spanyol, Real Madrid.

Kisah wakil Inggris lebih heboh lagi ketika berbicara ajang European Cup atau Liga Champions. Musim 1984/85, Liverpool yang jadi satu-satunya wakil, bisa berbicara cukup banyak dalam kompetisi.

Liverpool yang kala itu dilatih Joe Fagan, belum menemui kesulitan berarti hingga babak kedua. Babak pertama, The Reds menumbangkan Lech Poznan 5-0 dan menundukkan Benfica 3-2.

Pada perempatfinal dan semifinal, keganasan Liverpool makin menjadi-jadi. Buktinya, mereka selalu bisa menuai kemenangan dengan margin gol cukup jauh.

Pada perempatfinal, Ian Rush dkk berjumpa wakil Austria, Austria Wien. Bermain dua leg, Liverpool menang dengan agregat skor 5-2.

Lalu di semifinal, Liverpool yang berjumpa wakil Yunani, Panathinaikos, kembali menggila. Tak tanggung-tanggung, The Reds membantai Panathinaikos dengan agregat skor 5-0.

Melangkah ke partai puncak, Liverpool ditunggu raksasa Italia, Juventus. Si Nyonya Tua memiliki si cerdas, Michel Platini, dan Liverpool mengandalkan duo Ian Rush dan John Wark yang total telah mencetak 10 gol.

Laga final antara Juventus vs Liverpool dimainkan pada 29 Mei 1985, di Stade du Heysel, Brussels. Pertandingan kurang lebih disaksikan oleh sekitar 58 ribu penonton yang memadati stadion.

Sayangnya, Liverpool tak mampu melanjutkan peforma apiknya di partai final ini. Liverpool harus mengubur impiannya meraih trofi bergengsi Eropa musim itu, setelah kalah 0-1 dari Juventus yang mencetak gol lewat eksekusi penalti Platini.

Kekalahan makin menyakitkan buat Liverpool, lantaran laga tadi juga dihiasi insiden yang terkenal dengan tragedi Heysel. Kericuhan antara pendukung Liverpool dan Juventus menyebabkan dinding pembatas stadion roboh sebelum pertarungan berlangsung.

Dinding pembatas tak kuasa menahan beban berat kerumunan orang, dan menimpa para suporter yang ada di dekatnya. Alhasil, insiden yang terjadi sekitar sejam sebelum sepak mula ini menyebabkan 39 korban meninggal dunia dan 600 lebih luka-luka.

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Bola Internasional Lainnya Hanya di INDOSPORT