Liga Indonesia

Ulang Tahun, Begini Naik-Turun Karier Maman Abdurrahman Hingga Dicap Pengkhianat

Senin, 13 Mei 2019 14:30 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Indra Citra Sena
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Bek Persija Jakarta Maman Abdurahman melakukan jugling di sela-sela latihan. Foto Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Bek Persija Jakarta Maman Abdurahman melakukan jugling di sela-sela latihan. Foto Herry Ibrahim/INDOSPORT

FOOTBALL265.COM - Bek gaek Persija Jakarta Maman Abdurrahman, baru saja merayakan ulang tahun ke-37 pada Minggu (12/5/19) lalu. Kariernya memiliki kisah unik tersendiri.

Di hari ulang tahunnya ini, Maman berharap bisa tampil konsisten bersama Macan Kemayoran. Terlebih tidak gampang cedera mengingat ketatnya Liga 1 2019.

"Harapannya pastinya sehat dan semoga fit terus. Lalu bisa konsisten bermain walaupun sudah memasuki usia yang tidak muda lagi," tutur Maman kepada wartawan di Jakarta.

Dengan usianya yang semakin menua, Maman menjadi pemain tertua ketiga di Persija setelah Bambang Pamungkas (38 tahun) dan Ismed Sofyan (39 tahun).

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Maman Abdurahman (kanan) pada latihan Persija Jakarta jelang laga keempat AFC Cup 2019 melawan Ceres Negros di Lapangan PSAU TNI Angkatan Udara, Halim, Jumat (19/04/19). Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTMaman Abdurahman (kanan) pada latihan Persija Jakarta jelang laga keempat AFC Cup 2019 melawan Ceres Negros di Lapangan PSAU TNI Angkatan Udara, Halim, Jumat (19/04/19). Herry Ibrahim/INDOSPORT

Maman juga masih diberi kesempatan oleh Persija untuk menjadi bagian klub di Liga 1 2019. Kemampuannya dalam mengawal gawang Macan Kemayoran masih dibutuhkan.

Meski begitu, karier Maman di kancah sepak bola nasional sempat mengalami naik-turun. Terlebih ia juga pernah dihujat sebagai pengkhianat.

Awal Karier

© istimewa
Caption Copyright: istimewaMaman Abdurrahman saat masih membela Persib Bandung.

Pemain kelahiran Jakarta ini memulai karier profesional bersama PS PAM Jaya (1996-1998). Lalu direkrut oleh Persijatim Solo (1998-2000) saat masih belia.

Bakatnya yang tak takut ketika duel dengan striker lawan membuat Maman bisa tembus ke tim inti. Ia membela Persijatim Solo pada 2001-2005.

Kemampuannya pun membuat PSIS Semarang kepincut. Akhirnya Laskar Mahesa Jenar bisa mendapatkan jasanya selama tiga musim (2005-2008) dengan mengemas 54 laga dan empat gol.

Kehebatan Maman dalam menghalau bola dan membuat aman lini belakang berujung penghargaan Pemain Terbaik Liga Indonesia 2006. Persib Bandung pun kepincut dan berani menyodorkan kontrak yang kemudian diterima oleh bek berpostur 1,77 meter ini.

Bersama Persib, nama Maman makin tenar dikenal publik dan akhirnya mendapat kesempatan untuk membela timnas Indonesia. Kebersamaan Maman dan Persib hanya bertahan selama lima musim (2008-2013) dengan penampilan sebanyak 108 partai plus torehan lima gol.

Dicap Pengkhianat

© AP
Maman Abdurahman di final Piala AFF 2010. Copyright: APBek Timnas Indonesia Maman Abdurahman di final Piala AFF 2010.

Meski begitu Maman Abdurrahman sempat dicap oleh penggemar sepak bola nasional sebagai pengkhianat bangsa saat membela timnas Indonesia di Piala AFF 2010.

Kala itu, Indonesia bersua Malaysia di final Piala AFF 2010. Leg pertama bermain di kandang Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur.

Tensi permainan sepanjang 45 menit berjalan begitu ketat. Kedua tim tanpa ragu melepas serangan berbahaya demi bisa membuka keran gol dan bertahan hingga jeda.

Saat babak kedua, publik Malaysia dibuat kegirangan dimana Safee Sali membobol gawang Markus Horison pada menit ke-61 yang membuat skor berubah 1-0.

Proses gol tersebut bermula dari antisipasi Maman yang salah perkiraan. Maman berusaha membiarkan bola agar ke luar dan menghasilkan tendangan gawang tetapi bisa direbut pemain lawan.

Gelagat Maman yang seolah-olah membiarkan bola direbut begitu mudah membuat publik langsung mencapnya sebagai pengkhianat karena Indonesia gagal menjadi juara.

Kembali Bersinar

© Wildan Hamdani/Football265.com
Eksekusi penalti oleh Maman Abdurrahman Copyright: Wildan Hamdani/Football265.comEksekusi penalti oleh bek Persija Jakarta Maman Abdurrahman.

Pasca lepas dari Persib dan selesai di level timnas, karier Maman perlahan mengendur alias menurun. Ia sempat mencari peruntungan ketika dikontrak Sriwijaya FC pada 2013, tapi bekapan cedera membuatnya terdepak dari skuat Laskar Wong Kito.

Cedera ketika berusia 30 tahun sangat berisiko bagi seorang pesepak bola karena bisa saja kemampuan olah bolanya berkurang. Setelah benar-benar sembuh, Maman dipercaya untuk membela Persita Tangerang yang kala itu dilatih oleh Bambang Nurdiansyah pada 2014.

Ditahun yang sama, Persib malah menjuarai Liga Super Indonesia (LSI), namun Maman tetap fokus pada pemulihan kepercayaan dirinya di lapangan.

Pada 2016, Persija mengontrak Bambang Nurdiansyah sekaligus membawa Maman Abdurrahman. Bek bernomor punggung 6 ini menjadi kepercayaan sang pelatih.

© Istimewa
Caption Copyright: IstimewaBek Persija Jakarta Maman Abdurrahman.

Bersama Persija, Maman sempat ditaruh sebagai bek sayap kanan dan gelandang bertahan. Kesempatan tersebut tak disia-siakan oleh Maman untuk menunjukan kehebatannya.

Bersinar kembalinya Maman bersama Persija tak lepas dari sentuhan pelatih asal Brasil, Stefano Cugurra. Ia mampu membuat Maman bisa tampil lebih tenang dengan tak buru-buru membuang bola.

Puncaknya adalah dua tahun berselang setelah direkrut Persija, Maman sukses membawa Macan Kemayoran juara Boost sports Super Fix Cup, Piala Presiden 2018, dan Liga 1 2018.

Kini Maman akan menatap Liga 1 2019 bersama Persija, entah sebagai musim terakhirnya sebelum menyatakan pensiun atau bukan.

Rully Nere Pusing Ada Timnas Wanita Mendadak Hamil

Terus Ikuti Update Maman Abdurrahman dan Sepak bola Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT