Wahyu Winarto: Sosok Penting di Balik Layar PSIS Semarang
INDOSPORT: Sedikit bercerita, bagaimana awalnya bisa berkecimpung di PSIS?
Wahyu Winarto: Saya di PSIS dari 2003 saat pertama kali Mas Yoyok pegang tim. Tapi saya waktu itu di panpel sebagai bendahara selama dua tahun.
Setelah itu sekitar 2008 saya menjadi ketua panpel. Setelah itu mas yoyok 2009-2010 sudah tidak pegang saya tidak lagi di PSIS.
Baru saat kompetisi Divisi Utama musim 2013/2014, Mas Yoyok pegang lagi PSIS dan saya masuk lagi sebagai manajer sampai sekarang. Awalnya manajer, lalu menjadai General Manager (GM) saat Indoensian Soccer Championsip (ISC) B.
INDOSPORT: Sebagai panpel di bagian teknis pertandingan dan sekarang di manajerial, sempat ada kesulitan adaptasi?
Wahyu Winarto: Saya sih tidak terlalu lama adaptasi. Karena walaupun saya di panpel, tapi juga masuk manajemen dan satu kantor dengan Mas Yoyok. Sehingga tidak terlalu lama begitu jadi manajer, sudah tahu cara kerjanya.
Meksipun keputusan terakhir di Mas Yoyok, namun semua hal pasti saya minta petunjuk beliau sebelum memutuskan.
INDOSPORT: Apa yang membuat Anda betah mengurus PSIS sampai sekarang?
Wahyu Winarto: Tentunya atas dasar senang dulu, suka dan hobo bola. Jadi niat pertama itu karena senang dan akhirnya tidak terasa sudah selama ini mengurusi PSIS.
INDOSPORT: Selama mengabdi di PSIS, pengalaman apa yang paling berkesan?
Wahyu Winarto: Paling berkesan tentu membawa PSIS Semarang kembali ke Liga 1. Tahun 2017 itu saya kira menjadi momen yang memberikan kebanggaan tersendiri bagi saya.
Karena hampir sembilan tahun gonta-ganti manajer hanya stagnan di Liga 2. Alhamdulillah saya dapat rejeki ikut menaikkan ke kasta tertinggi.