FOOTBALL265.COM - Arema FC menilai Panitia Pelaksana (Panpel) PSS Sleman belum siap untuk menggelar pertandingan dengan level kompetisi Liga 1, buntut insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion Maguwoharjo, 15 Mei yang lalu.
Penilaian didasarkan pada bagaimana kinerja Panpel dalam mengendalikan situasi. Panpel PSS dinilai tidak bisa menjamin keamanan berikut kenyamanan penonton maupun perangkat pertandingan.
"Panpel (PSS Sleman) seharusnya lebih siap. Apalagi, ada banyak tamu undangan dari PSSI dan LIB, maupun kepala pemerintahan daerah," CEO Arema FC, Agoes Soerjanto mengatakan.
"Faktanya, justru timbul kericuhan karena ketidaksiapan Panpel. Jika tidak siap, sejak awal mengajukan penundaan (pertandingan)," sambung dia.
Ketidaksiapan Panpel PSS Sleman juga terlihat dari tutur kata anggotanya yang tidak pantas. Dalam salah satu imbauannya yang terekam langsung di televisi, seorang pembawa acara di stadion melontarkan kalimat tendensius kepada Aremania.
Maka dari itu, pihaknya sedikit menyesakan soal sanksi yang dinilai belum adil. Padahal, Komdis PSSI sudah berupaya objektif dengan menjerat kedua pihak melalui sanksi berat.
"Seharusnya, Komdis lebih objektif dalam mengambil keputusan," ungkap pengganti posisi Iwan Budianto tersebut.
Tim Singo Edan sudah menentukan sikapnya pasca turunya sanksi Komdis PSSI pada Minggu 19 Mei malam. Arema FC dikenai denda Rp75 juta, sedangkan PSS Sleman didenda Rp150 juta atas tingkah laku suporternya.
Sedangkan Panpel PSS Sleman dijerat sanksi lebih berat lagi. Tak hanya denda Rp59 juta, PSS juga wajib mengosongkan tribunnya dalam. Empat kali laga home Liga 1 ke depan.
Penampilan Terakhir Persija di Piala AFC 2019, Pelipur Lara Jakmania
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT