Liga Champions

Mauricio Pochettino, dari Ditemukan ‘Si Gila’ Hingga Jadi Pelatih dengan Prinsip Kesederhanaan

Sabtu, 1 Juni 2019 19:10 WIB
Editor: Coro Mountana
© Chris Brunskill/Fantasista/Getty Images
Ekspresi Kegemibaraan Mauricio Pochettino usai bawa Tottenham lolos final Liga Champions, Kamis (09/05/18), Copyright: © Chris Brunskill/Fantasista/Getty Images
Ekspresi Kegemibaraan Mauricio Pochettino usai bawa Tottenham lolos final Liga Champions, Kamis (09/05/18),

FOOTBALL265.COM – Pada tahun 1985, pelatih yang di masa depan bakal melatih Leeds United, Marcelo Bielsa datang ke kota kecil bernama Murphy di Argentina bersama rekannya bernama Jorge Griffa.

Maksud kedatangan Bielsa ke kota kecil yang jumlah penduduknya tidak lebih dari 3000 orang itu adalah ingin menemui seorang pemain sepak bola muda berbakat. Lalu tibalah Bielsa di rumah tempat si anak berbakat itu.

Bielsa yang saat itu hendak ingin menemui si anak mendapatkan larangan dari orang tuanya karena jam saat itu sudah menunjukan pukul 2 pagi atau dini hari. Namun bukan Bielsa namanya, ia tidak kehilangan akal yang lalu meminta sesuatu kepada orang tua si anak.

“Bolehkah aku melihat kakinya saja, aku dengar dia pandai bermain bola,” jelas Bielsa, seperti yang dinukil dari Talksport.

Dikarenakan hanya melihat kakinya saja, orang tua itu mengizinkan Bielsa untuk masuk dan sampai di depan kamar si anak yang tengah tertidur lelap. Begitu sampai, Bielsa langsung melihat kaki si anak dan langsung bergumam bahwa memang benar dia bisa main bola.

Sejak saat itu, si anak yang berusia 13 tahun langsung dikontrak oleh Bielsa untuk bergabung dengan klub Argentina, Newell’s Old Boys hanya karena melihat kakinya memang milik pemain bola. Nama anak itu adalah Mauricio Pochettino.

Ya, Mauricio Pochettino yang sekarang kita kenal sebagai pelatih Tottenham Hotspur memulai karier sebagai pemain di Newell’s Old Boys. Kehadiran Pochettino di klub Argentina itu tak lepas dari penemuan Bielsa atau yang biasa dijuluki El Loco (artinya si gila).

Kini Pochettino sudah menjadi pelatih Tottenham Hotspur dan berpeluang membawa pulang trofi Liga Champions. Uniknya, Pochettino membawa Tottenham ke final dengan memegang teguh prinsip kesederhanaan.