Seto Nurdiantoro terus berupaya membenahi transisi permainan PSS Sleman yang kerap bermasalah. Pada laga melawan Persipura Jayapura, ia mencoba menempatkan Wahyu Sukarta.

Hadirnya Try Hamdani Goentara di jantung pertahanan juga terasa begitu signifikan. Statusnya sebagai mantan pemain Persipura Jayapura membuat Try Hamdani sudah mengenal tipikal serangan Ian Louis Kabes dan kawan-kawan.

Try Hamdani berulang kali melakukan penyelamatan penting yang membuat PSS Sleman hanya kebobolan satu gol, itupun melalui titik penalti.

Mengetahui timnya terus dibombardir lawan, Seto lebih memilih melakukan penyegaran ketimbang merespons ketertinggalan dengan memasukkan pemain bertipikal menyerang.

Seto ingin mengantisipasi serangan balik yang lebih masif apabila ia banyak memasukkan pemain bertipikal menyerang. Pelatih yang baru mendapatkan lisensi kepelatihan AFC Pro itu juga paham betul untuk setidaknya meraih imbang daripada menelan kekalahan.

Berawal dari serangan di sisi kanan yang dilancarkan Rangga Muslim, Brian Ferreira mengirimkan umpan cut-inside yang berhasil disontek oleh Yevhen Bokhashvili.

Yang tidak kalah penting dan menakjubkan, Seto berani hanya membawa 16 pemain atau total 22 orang termasuk ofisial ke Jayapura karena alasan keterbatasan tiket penerbangan.

Selain itu, Seto juga percaya diri melihat komposisi pemain yang ia bawa. Seto juga telah belajar dari kekalahan di laga uji coba melawan Persipura Jayapura beberapa waktu lalu.

"Kebetulan berbarengan dengan liburan jadi manajemen memang hanya menyediakan tiket segitu. Hanya pemain yang benar-benar siap saja yang dibawa ke Jayapura," kata Seto kepada awak media dalam jumpa pers, Kamis (30/5/19), sebelum pertandingan.

Walhasil, PSS Sleman kini menduduki peringkat 4 klasemen sementara di bawah tim sekelas Madura United, Bali United, dan PSM Makassar.

Tak terkalahkan dari tiga laga, Super Elang Jawa, julukan PSS Sleman, sejauh ini menjadi tim promosi dengan pencapaian terbaik hingga pekan 3 sebelum jeda Idulfitri.