FOOTBALL265.COM – Sir Alex Ferguson sejauh ini menjadi manajer tersukses di kancah Liga Primer Inggris dengan 13 gelar juaranya bersama Manchester United. Dalam membangun tim juara, hal yang pertama kali ia lakukan ialah membangun pasangan bek tengah yang solid.
Seperti yang diakui Ferguson dalam buku autobiografinya, dua bek tengah yang solid adalah fondasi tim. Dengan duet bek tengah yang padu, sebuah tim bisa membangun konsistensi, kesinambungan, dan kestabilan.
Ia membuktikan omongannya dengan tiga pasang pemain belakang miliknya: Steve Bruce-Gary Pallister; Jaap Stam-Ronny Johnsen; serta Rio Ferdinand-Nemanja Vidic.
Bruce dan Pallister merengkuh tiga titel Liga Primer Inggris pada 1992/93, 1993/94, dan 1995/96. Stam dan Johnsen berhasil meraih trofi Liga Champions 1998/99 serta titel liga domestik pada 1998/99 dan 2000/01.
Sementara itu, Ferdinand dan Vidic meraih enam kali juara Liga Primer Inggris dalam kurun waktu antara 2006 hingga 2013. Mereka juga berhasil membawa United menjuarai Liga Champions 2007/08.
Berbicara tentang kemampuan, kriteria bek tengah Ferguson setidaknya memiliki atribut-atribut ini: kecepatan, kekuatan fisik, ketangguhan, dan mampu membawa bola ke depan.
Pallister adalah pemain yang gesit, kuat, dan mampu membantu serangan. Ferdinand mampu berlari dan mengoper bola ke depan. Vidic, Johnsen, dan Stam sangat tangguh berduel udara dan bermain fisikal tanpa kompromi.
Bruce pun dikenal dari cerita Ferguson, dimana ia mampu memaksa bermain melawan Liverpool setelah pekan sebelumnya cedera otot lutut dan masih pincang dua hari sebelum pertandingan. Bruce adalah sosok bek tengah yang sangat kuat.
Perlunya duet bek tengah yang padu hingga saat ini pun masih relevan. Ini terlihat dalam peraih juara Liga Primer Inggris lima musim terakhir: John Terry-Gary Cahill (2014/15), Wes Morgan-Robert Huth (2015/16), serta Gary Cahill-David Luiz-Cesar Azpilicueta yang bermain dengan skema tiga bek tengah (2016/17).
Hanya Nicolas Otamendi-lah (2017/18) yang memiliki tandem berbeda-beda di Manchester City. Masalah cedera bek tengah Manchester City saat itu bisa diantisipasi karena Guardiola lebih senang membangun kekuatan dari poros gelandang.
Dalam contoh yang terbaru, Liverpool yang memberikan persaingan sengit untuk The Citizens pada 2018/19 pun memiliki Virgil van Dijk dan Joel Matip di lini belakang. Tak hanya itu, ia disokong penjaga gawang Alisson Becker yang tampil konsisten sepanjang waktu.
Ini semua tertuang dalam jargon yang pernah dikumandangkan oleh manajer asal Skotlandia tersebut: “Attack wins you games; defence wins you titles,” atau dengan kata lain pertahanan-lah yang terbukti menjadi hal krusial untuk memenangkan gelar.