Bola Internasional

Kilas Balik Piala Dunia 2014: Kesuksesan Timnas Jerman Mengikis Stigma Diktator

Jumat, 7 Juni 2019 07:02 WIB
Penulis: Fuad Noor Rahardyan | Editor: Isman Fadil
© Getty Images
Ronaldo vs Oliver Kahn Copyright: © Getty Images
Ronaldo vs Oliver Kahn
Karakter Keras dan Ego Tinggi

Tak hanya dari segi permainan, führungsspieler dikenal dengan karakter keras dan ego tinggi. Jauh sebelum Kahn, publik sepakbola dunia tidak asing dengan pemain pemimpin seperti Friedrich ‘Fritz’ Walters, Franz Beckenbauer, atau Lothar Matthaeus.

Keikutsertaan Nationalmannschaft pada Piala Dunia 1982 Spanyol memperkuat stereotip karakter tersebut. Harald ‘Toni’ Schumacher, salah satu pemain kunci Jerman saat itu, dengan brutal menerjang pemain Prancis, Patrick Battiston, ketika sedang berebut bola di kotak penalti pada babak semifinal.

Battiston mengalami cedera tulang belakang dan kehilangan dua giginya. Schumacher, yang tidak dikenai hukuman kartu, bertingkah seolah tidak ada apa-apa dan hanya melempar gestur ledekan untuk melanjutkan pertandingan.

Setelah laga usai dengan kemenangan Jerman, Schumacher merespon kejadian tersebut dengan menawarkan perawatan Battiston dengan nada sarkas.

Kejadian tersebut sempat memicu krisis politik kedua negara dan baru reda ketika Kanselir Helmut Kohl (Jerman) dan Presiden Francois Mitterrand (Prancis) menggelar pertandingan persahabatan pada 1984.

Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris medio 1940-1945, pernah menyatakan bahwa ia mengagumi orang-orang Jerman, tetapi tidak dalam hal ‘menyanjung kekuatan para pemimpinnya’. Inti dari pernyataan tersebut, secara tidak langsung, ialah sebuah tim tidak perlu terlalu bertumpu pada satu orang.