In-depth

Ada yang Terlilit Penipuan hingga Dugaan Rencana Pembunuhan, Posisi Manajer Timnas Tak Penting?

Rabu, 12 Juni 2019 15:35 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
 Copyright:

FOOTBALL265.COM - Beberapa mantan manajer Timnas Indonesia tersangkut kasus hukum. Jabatan manajer Timnas Indonesia pun akhirnya dihapuskan. 

Posisi manajer di sepak bola Indonesia, memang berbeda perannya dengan di sepak bola Eropa. Oleh sebab itu, biasanya posisi manajer dan pelatih kepala dijabat dua orang yang berbeda di Indonesia. 

Tak hanya di klub, Timnas Indonesia juga memiliki jabatan manajer dan pelatih kepala yang berbeda. Akan tetapi, posisi manajer di Timnas Indonesia kini sudah dihapuskan.

"Sudah tidak ada lagi manajer di Timnas, posisinya diganti oleh Head of Delegation," kata Sekjen PSSI Ratu Tisha 13 Februari 2019 lalu. 

Apakah memang posisi manajer di Timnas Indonesia tidak penting?  

Sebelum dihapuskan, posisi manajer Timnas Indonesia pernah dijabat oleh nama-nama tenar. Sebut saja salah satunya adalah Andi Darussalam Tabusalla. 

Andi Darussalam Tabusalla merupakan manajer Timnas Indonesia saat Piala AFF 2010. Biasanya, ada tujuan alasan tertentu di balik penunjukan manajer Timnas Indonesia. 

Seperti contohnya, Andre Amin, mantan manajer Timnas Indonesia di SEA Games 1993 dan SEA Games 1997. Saat itu, Andre Amin diangkat menjadi manajer Timnas Indonesia karena berprestasi sebagai manajer Pelita Jaya. 

Tetapi ceritanya berbeda dengan Ramadhan Pohan yang dalam penunjukkannya ada nuansa politis. Ramadhan Pohan ditunjuk sebagai manajer Timnas Indonesia pada 17 April 2012. 

Saat itu, Timnas Indonesia akan mengikuti turnamen di Palestina. Turnamen tersebut adalah salah satu usaha rakyat Palestina menuju kemerdekaan. 

Untuk itu exco PSSI menunjuk salah satu pengurusnya yang mengerti politik untuk mendampingi Timnas Indonesia di Palestina. Namun Ramadhan Pohan akhirnya mengundurkan diri dan digantikan oleh Habil Marati. 

Kini, baik Ramadhan Pohan maupun Habil Marati sedang terjerat kasus hukum. Ramadhan Pohan terlibat kasus penipuan, sedangkan Habil Marati diduga terlibat dalam rencana pembunuhan 4 pejabat negara saat kerusuhan 21-22 Mei lalu. 

Kembali ke soal jabatan manajer Timnas, PSSI sudah mulai mengalihkan tugas-tugas manajer ke pelatih kepala. Seperti yang dilakukan oleh Fakhri Husaini saat membawa Timnas U-16 di Piala Asia U-16 2018 lalu. 

Saat itu, Fakhri Husaini menjadi pelatih kepala sekaligus manajer bagi Timnas Indonesia. Bahkan Fakhri Husaini sampai menerapkan jadwal piket bagi anak asuhnya. 

Hal sama juga dijalankan oleh Indra Sjafri di Piala AFF U-22 2019 lalu. Saat itu Indra Sjafri dibantu oleh Head of Delegation dan asisten Head of Delegation. 

"Kami mulai menerapkan ini dari usia muda sampai nanti ke senior, tapi kami lihat kebutuhannya seperti apa, kalau memang butuh dipisah baru dipisah," lanjut Ratu Tisha.