Antara Lucas Torreira, AC Milan, dan Didi Kempot
“Duh piye maneh iki pancen nasibku. Kudu nandang loro koyo mengkene. Remuk ati iki yen eling janjine. Ora ngiro jebul lamis wae.”
Torreira mungkin lamis, tidak jadi gabung ke AC Milan usai menyatakan keinginannya kembali ke Italia. Itu memang soal interpretasi dan keinginan yang tak sejalan.
AC Milan masih dapat move on dan memburu pemain lain, yang lebih ora lamis dan berdedikasi untuk klub. Denis Praet dan Nikola Moro menjadi perburuan yang logis bagi AC Milan untuk memenuhi kebutuhan akan seorang gelandang tengah.
AC Milan memang harus hati-hati sebab bursa transfer musim panas 2019 rawan tikungan tajam. Ozan Kabak yang sudah nyaris gabung saja masih bisa kena tikung Manchester United dan Bayern Munchen. Jordan Veretout dan Dani Ceballos juga otw kena salip.
Jangan sampai, setelah Torreira lepas, AC Milan benar-benar merasakan ‘Cidro 2’. “Gek opo salah awakku iki. Kowe nganti tego mblenjani janji. Opo mergo kahanan uripku iku. Mlarat bondo seje karo uripmu.”
AC Milan memang sedang susah, tapi tidak melarat. Neraca keuangan sedang tidak seimbang karena kasus Financial Fair Play (FFP). Dana belanja hanya 40 juta euro (Rp652 miliar), wajar kalau AC Millan irit.
“Aku nelongso mergo kebacut tresno. Ora ngiro saikine cidro”. Meski begitu, AC Milan tetap harus menatap ke depan penuh harapan. Rossoneri sedang membangun pondasi kokoh untuk masa depan.
AC Milan akan banyak membesarkan pemain muda sebagai investasi terbaik. Ego untuk membeli pemain bintang sedikit diredam. Tuntutan kemenangan dikorbankan. Semua demi menyehatkan keuangan.
Cidro ini mungkin akan terasa lama. Melepas pemain buruan, termasuk Torreira, pada bursa transfer musim panas 2019 hanyalah soal merelakan. Mengertilah, bahkan puncak dari perasaan cinta adalah merelakan.