FOOTBALL265.COM - PSM Makassar telah melewati ujian berat dengan menghadapi Madura United tiga kali dalam kurun waktu delapan hari pada semifinal Kratingdaeng Piala Indonesia dan pekan keenam Shopee Liga 1 2019.
Menghadapi Los Galacticos Indonesia, Juku Eja hanya mampu meraih sekali kemenangan dan dua laga lainnya menelan kekalahan. Willjan Pluim dkk hanya mampu menang pada laga pertama dengan skor 1-0 (leg pertama semifinal) ketika menjadi tuan rumah.
Pada dua laga lainnya yang digelar di markas Madura United, PSM Makassar takluk dua kali dengan skor 0-2 (pekan keenam Liga 1) dan 1-2 (leg kedua semifinal). Beruntung mereka masih bisa berbangga diri dengan lolos ke final Kratingdaeng Piala Indonesia.
Juku Eja sukses mempecundangi Laskar Sapeh Kerrab dengan keunggulan produktifitas gol tandang meski dengan agregat 2-2. Di laga final, mereka telah ditunggu lawan berat lainnya yaitu Persija Jakarta.
Namun, dari tiga laga melawan Los Galacticos Indonesia, PSM Makassar masih menyisakan dua kelemahan. Berikut INDOSPORT rangkum untuk anda:
1. Penyelesaian Akhir
Sejatinya, selama tiga laga melawan Madura United, PSM Makassar sangat mendominasi dari segi penguasaan bola dan peluang baik di kandang maupun tandang.
Akan tetapi, semua itu mentok di tangan penjaga gawang Laskar Sape Kerrab, Muhammad Ridho. Bahkan, kiper 27 tahun menjadi pemain yang paling konsisten selama tiga pertemuan tersebut.
Berdasarkan data yang dibukukan INDOSPORT, pada pertemuan pertama di Makassar, Juku Eja melepas 21 tembakan dengan 12 diantaranya tepat sasaran. Namun, hanya satu yang berbuah gol melalui first time Zulham Zamrun di menit 37.
Tidak berbeda jauh pada pertemuan selanjutnya di Madura, anak asuh Darije Kalezic tetap mendominasi laga. Mereka pun melepas 19 tembakan dengan 8 diantaranya tepat sasaran, akan tetapi pada laga tersebut PSM Makassar takluk 0-2.
Pada pertemuan terakhir yang menjadi laga paling klimaks diantara kedua tim sebab menjadi penentu kelolosan ke final Kratingdaeng Piala Indonesia, kembali menunjukkan alur yang hampir sama.
Ridho kembali menunjukkan kualitasnya sebagai kiper nomor satu di Indonesia. Sedangkan PSM Makassar kembali menunjukkan buruknya kemampuan mengkonversi peluang menjadi gol.
Juku Eja mampu melepas 11 tembakan tepat sasaran dari total 16 kali sedangkan Laskar Sapeh Kerrab hanya sembilan tembakan dengan lima di antaranya tepat sasaran.
Madura United pun kembali sukses memenangkan pertemuan ketiga dengan skor 2-1. Namun, sialnya kebobolan satu gol membuat PSM Makassar yang melenggang ke final.
Buruknya penyelesaian akhir anak asuh Darije Kalezic tentunya menjadi pekerjaan rumah untuk segara diperbaiki. Jika tidak, tentunya target mengawinkan trofi Liga 1 dan Piala Indonesia hanya menjadi angan-angan semata.
2. Konsentrasi Pertahanan
Berhasil clean sheet pada pertemuan pertama membuat pujian mengalir lancar kepada lini pertahanan PSM Makassar.
Namun pada dua pertemuan selanjutnya, antiklimaks justru dialami klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan tersebut. Aaron Evans dkk kebobolan 4 kali di Madura.
Anehnya, dua dari empat gol tersebut terjadi akibat gol bunuh diri yang dilakukan Benny Wahyudi dan Aaron Evans. Dua gol tersebut terjadi pada pertemuan kedua yang dimenangkan Madura United dengan skor 2-0.
Penalti bermula saat Beto Goncalves merangsek masuk ke dalam kotak penalti Juku Eja. Dikawal tiga pemain, Beto terjatuh akibat tekel Benny Wahyudi.
.