FOOTBALL265.COM - Berkat hubungan darah sang pemilik, Inter Milan punya peluang besar untuk mendatangkan Stephan El Shaarawy secara gratis dari Shanghai Shenhua.
Stephan El Shaarawy memang membuat kejutan di bursa transfer musim panas ini, kala dirinya memutuskan hengkang dari raksasa Italia, AS Roma menuju Liga Super China.
Sempat membantah dan menolak bermain di Asia lantaran dirinya masih ingin tampil di Eropa, namun rayuan gaji sebesar 15 juta euro atau setera dengan Rp 237 miliar per musim, membuat El Shaarawy luluh dan bersedia pindah.
"Shanghai Shenhua dan AS Roma telah sepakat transfer Stephan El Shaarawy. Pemain dua kewarganegaraan Italia dan Mesir, diperkirakan tiba di Shanghai pada 8 Juli, waktu Beijing," bunyi pernyataan resmi Shenhua.
Jika melihat usia sang pemain yang baru menginjak 26 tahun, keputusan Shaarawy untuk pindah ke China terbilang cukup mengejutkan bahkan sedikit blunder.
Pasalnya mantan pemain AC Milan tersebut masih bisa berkembang jika terus bermain di kompetisi sengit, namun dengan hengkang ke China yang kompetisinya jauh di bawah Italia bisa membuat karir El Shaarawy mati dan sulit kembali ke Timnas Italia.
Namun masa depan Shaarawy masih bisa terselamatkan jika ia kembali ke Italia, dan Inter Milan menjadi satu-satunya klub yang bisa mendatangkan The Little Pharaoh, bahkan Nerazzurri bisa memboyong Shaarawy tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Bagaimana bisa?
Mungkin persamaan berikut bisa sedikit menjelaskan kemungkinan transfer Shaarawy ke Inter Milan, di mulai dari pemilik masing-masing klub yakni Inter Milan dan Shanghai Shenhua FC (klub Shaarawy).
Bukan sebuah kebetulan, ternyata dua pemilik klub dari benua yang berbeda tersebut masih berada dalam satu marga sama yakni Zhang.
Jika pemilik Inter Milan bernama Steven Zhang yang tak lain anak dari Zhang Jindong pemilik dari Suning Holdings Group, maka pemilik Shanghai Shenhua adalah Zhang Yuliang yang merupakan pemilik Greenland Group.
Berbekal sesama marga Zhang, baik Inter Milan dan Shanghai Shenhua FC bisa menjalin hubungan baik termasuk dalam pertukaran pemain, apalagi kedua pemilik tersebut yakni Zhang Jindong dan Zhang Yuliang cukup akrab sebagai partner bisnis.
Pada tahun 2016 lalu, kedua pihak pernah bertemu untuk membahas masalah kerjasama di bidang properti, pemilik Green Holding yakni Zhang Yuliang bahkan memuji sosok Zhang Jindong sebagai pemilik Sunning Group.
"Suning adalah salah satu perusahaan paling sukses yang bertransformasi dari entitas fisik ke sistem Internet, pertumbuhan bisnis mereka dalam beberapa tahun terakhir sangat mengagumkan." kata Zhang Yuliang seperti dilansir laman news.sina.com.cn, saat berkunjung ke kantor Sunning Group tiga tahun silam.
Greenland Holdings dan anak perusahaan Suning di Jepang, Tesco, telah mengakuisisi proyek Japan Chiba Port Plaza, dan kedua belah pihak berencana untuk mengubahnya menjadi sebuah Supermall di Jepang.
Berbekal 'hubungan darah' yang sama-sama berasal dari marga Zhang, ditambah kedekatan sektor bisnis keduanya, kemungkinan untuk meminjam atau bahkan membeli pemain dari salah satu klub yang mereka miliki tampaknya bukanlah sebuah hal mustahil.
Bahkan baik Sunning Grup ataupun Greenland Group bisa memberikan masing-masing pemain mereka (baik dari Inter Milan/Jiangsu Suning ke Shanghai Shenhua ataupun sebaliknya) secara gratis, agar hubungan kedua perusahaan besar di China itu semakin akrab.
Hal yang juga berlaku bagi Stephen El Sharawy, dirinya kini berseragam Shanghai Shenhua yang merupakan bagian dari Greenland Group, namun bisa pindah entah sebagai pemain pinjaman ataupun dibeli dengan harga miring ke Inter Milan, klub yang dimiliki Sunning Group yang notabene rekan baik Greenland.