FOOTBALL265.COM - Asosiasi Pesepakbola Profesional Malaysia (PFAM) mengungkap bahwa ada 12 tim di Liga Malaysia yang memiliki tunggakan gaji. Bahkan, nominalnya mencapai 6,4 juta ringgit atau Rp22,16 miliar.
PFAM mengaku tidak mengada-ada. Sebab, data yang dijabarkan adalah berdasarkan aduan-aduan resmi yang diterima. Jumlah tunggakan sebesar Rp22,16 miliar bahkan masih bisa bertambah karena masih ada keluhan yang statusnya tunda.
Daftar 12 tim yang disebutkan oleh PFAM adalah salah satunya adalah Pahang FA yang diperkuat Saddil Ramdani. Kemudian, ada Melaka, Kelantan, Negeri Sembilan, ATM, PDRM, FELDA United, Perlis, FC Terengganu, Hanelang, FA Kuantan, dan Marcerra United.
"PFAM ingin menekankan bahwa sampai hari ini, tim-tim ini masih memiliki tunggakan pada pemain mereka, dan sedih untuk mengatakan bahwa sampai sekarang, masih belum ada jaminan bahwa tunggakan ini akan dihapus dalam waktu dekat," kata Kepala Eksekutif PFAM, Izham Ismail, dikutip dari Vocketfc.
"Temuan ini didasarkan pada pengaduan resmi yang diterima oleh PFAM, yang sebagian besar telah diputuskan oleh Komite Status FAM, dan masih ada kasus yang masih menunggu," lanjutnya.
"Jumlah ini tidak termasuk jumlah tunggakan pengurangan IRB, kontribusi EPF dan kontribusi SOCSO. Jumlah tunggakan keseluruhan diperkirakan akan meningkat karena saat ini ada keluhan yang tertunda oleh PFAM untuk diajukan ke Komite Status FAM," tuturnya menambahkan.
Sebenarnya, ada beberapa tim seperti Melaka United, Kelantan, Negeri Sembilan dan Pahang yang berjanji untuk membayar gaji pemain jika telah mendapat hak siar dari operator Liga Malaysia (MFL). Namun, setelah uang hak siar turun, hak pemain tetap tidak diberikan.
Kemudian, kesebelasan seperti ATM, PDRM, Felda United sebelumnya berjanji akan melunasi gaji pemain secara bertahap. Namun, janji tersebut juga dilanggar.
"PFAM sangat kecewa, karena tim sebelumnya menggunakan alasan menunggu pemberian hak siar dari MFL untuk melunasi hutang, tetapi setelah MFL mengumumkan bahwa uang telah disediakan, tim masih belum melakukan pembayaran seperti yang dijanjikan. Tim-tim seperti Melaka, Kelantan, Negeri Sembilan dan Pahang masih bungkam tentang masalah ini," ujar Izham Ismail.
"Selain itu, nasib para pemain dari tim tertutup terus tersentuh. Para pemain dari Perlis, TCFC, Hanelang, Kuantan FA dan Marcerra United terus berada dalam keadaan syok, karena kerapuhan struktur yang ada yang tidak memberikan jaminan nasib para pemain ini," imbuhnya.
Tunggakan gaji para pemain di Liga Malaysia masih belum pasti akan selesau dalam waktu dekat. PFAM tengah berupaya untuk menggandeng pemerintahan Malaysia agar turun tangan untuk membereskan permasalahan di sepak bola.
Di Indonesia sendiri organisasi semacam PFAM juga ada. Organisasi tersebut dinamani APPI dan diketuai oleh mantan pemain Timnas Indonesia, Firman Utina.