Persija Jakarta, PSM Makassar, dan Potensi Rivalitas Baru di Jagat Sepak Bola Indonesia
Sepak bola dan rivalitas adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Namun kalau berkaca dari budaya di sepak bola Indonesia, rivalitas sepak bola kerap menjalar hingga ke luar lapangan.
Ya, para kelompok suporter dari beberapa tim tak jarang terlibat gesekan. Bahkan, ada saja kejadian ricuh antar kelompok suporter sampai menimbulkan korban jiwa.
Sebut saja rivalitas panas antara Persija Jakarta dan Persib Bandung. Persaingan kedua tim itu musim lalu menjadi buah bibir lantaran menyebabkan satu orang suporter sepak bola meninggal dunia.
Pada laga Liga 1 2018 antara Persib Bandung vs Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, terjadi sebuah insiden pengeroyokan. Oknum Bobotoh mengeroyok seorang The Jakmania, Haringga Sirila, hingga merenggang nyawa di tempat.
Kembali kepada kisah yang terjadi di Jakarta saat Gue PSM diserang oleh sejumlah terduga oknum The Jakmania, rivalitas panas baru berpotensi tercipta. Polanya mungkin sama, rivalitas Persija Jakarta dan PSM Makassar akan menjalar hingga ke para kelompok suporternya.
Ketua Gue PSM, Rio Verieza, juga mengamini potensi rivalitas tersebut. Menurut Rio, perlakuan para terduga oknum The Jakmania kepada anggota Gue PSM dalam insiden ricuh kemarin berpotensi memanjang ke depannya.
"Potensinya besar memang, karena perlakuan mereka (terduga oknum The Jakmania) sudah tidak manusiawi lagi, kita tahu mereka punya rival, sekarang kita diperlakukan sama seperti rival mereka itu," kata Rio.
Meski demikian, Rio berharap agar rivalitas antara suporter Persija Jakarta dan PSM Makassar agar tidak sampai berlanjut memanas. Rio pun tetap akan mengusahakan agar gesekan bisa segera mereda.
"Kalau berbicara soal budaya dan sepak bola ke depannya pasti kami ingin damai. Yang penting mereka kooperatif pasti kami membuka pintu maaf," ungkap Rio.
Begitulah kisah potensi rivalitas baru yang mungkin tercipta di antara Persija Jakarta dan PSM Makassar. Rivalitas memang biasa terjadi dalam sepak bola, tapi alangkah baiknya bila rivalitas turut disertai dengan kesehatan akal.