FOOTBALL265.COM - Mengeluarkan belasan triliun rupiah untuk pemain bintang, Ed Woodward tetap gagal bawa Manchester United beprestasi di Premier League dan Liga Champions Eropa.
Suporter Manchester United langsung uring-uringan sesaat setelah bursa transfer musim panas ini ditutup.
Hingga bursa transfer Liga Inggris ditutup pada Kamis (08/08/19) waktu setempat, Manchester United hanya mampu mendatangkan tiga pemain baru, yakni Mason Greenwood, Daniel James, dan Harry Maguire.
Wajar memang jika fans kesal. Sebabnya, banyak target The Red Devils yang lepas, mulai dari Paulo Dybala, Mario Mandzukic, Christian Eriksen, Inaki Williams, hingga Bruno Fernandes
Fans pun melampiaskan kekecewaannya dengan menuliskan surat terbuka melalui Twitter agar Ed Woodward segera pergi dari Old Trafford. Ed Woodward seketika jadi trending topic sejak semalam.
Sebetulnya bukan kali ini saja Ed Woodward jadi sasaran amarah. Sejak beberapa musim lalu, fans sudah mulai kesal dengan kepemimpinan pria 47 tahun itu.
Maklum, semenjak memegang kendali klub pada 2014, Manchester United hanya mencatatkan prestasi terbaik di posisi kedua Premier League (2017/2018).
Man United finis di posisi 7 pada tahun 2014, 4 pada 2015, 5 pada 2016, 6 pada 2017, 2 pada 2018, dan 6 pada 2019.
Ed Woodward, Si Spesialis Transfer Gagal
Man United tidak bisa benar-benar bangkit selepas era Sir Alex Ferguson. Padahal, Belasan triliun sudah dikucurkan untuk pemain-pemain bintang.
Selama Ed Woodward menjabat sebagai CEO, Man United total telah menghabiskan 750 juta pound atau sekitar Rp12,9 triliun rupiah (data The Sun). Jumlah itu lebih sedikit dari total pengeluaran Man United sepanjang era Ferguson (721 juta pound).
Dengan jumlah uang sebanyak itu Man United nyatanya tetap gagal menghadirkan trofi Liga Primer Inggris. Man United kalah bersaing dari Chelsea, Man City, dan bahkan Tottenham Hotspur.
Maka terkesanlah jika transfer Man United di bawah Ed Woodward asal-asalan. Bagaimana tidak, sudah mendatangkan banyak pemain mahal tetapi klub tetap tak berprestasi.
Dikutip dari Infostrada Live, Woodward terlibat dalam tujuh dari 11 pembelian termahal MU sepanjang sejarah klub.
Tak hanya jadi 'spesialis' transfer pemain yang gagal, Ed Woodward juga dikenal sering kehilangan pemain-pemain incaran.
Memiliki uang 80 juta euro lebih untuk menembus Harry Maguire, Man United malah kesulitan menebus Toby Alderweireld.
Alderweireld memiliki klausul pelepasan yang cukup murah, Manchester United cukup merogoh kocek senilai 25 juta poundsterling (Rp431 miliar).
Jika menilik kondisi pertahanan Man United saat ini, Alderweireld bisa menjadi partner duet bagus untuk Maguire.
Kehilangan Lukaku juga dipertanyakan karena Man United belum mendapatkan pengganti yang sepadan. Lukaku memang tak benar-benar perform di Man United. Namun, dengan ia yang pergi, saat ini Man United ompong di lini depan.
Kegagalan merekrut Paulo Dybala merupakan sebuah pukulan telak. Begitu juga dengan Bruno Fernandes.
Fans yang kecewa pun kini tinggal berharap pada skuat yang ada saat ini di bawah asuhan pelatih muda, Ole Gunnar Solskjaer.
Gahar di Bisnis, Medioker di Lapangan
Ed Woodward sebetulnya bukan orang sembarangan. Ia adalah rising star di jajaran direksi Man United.
Sedikit mengulas latar belakang, keterlibatan Woodward di jajaran direksi Man United dimulai pada 2005. Kariernya terus menanjak mulai dari jadi perencana keuangan hingga menangani bagian media dan komersial United.
Pada 2012, Ed memberikan keuntungan Man United sampai 117,6 juta pound. Hal itulah yang membuat ia dipromosikan sebagai wakil dari ketua eksekutif klub, David Gill.
Sayang, kehebatannya dalam mengelola bisnis tak diimbangi dengan prestasi di lapangan. Sebagai gambaran, minimnya gelar yang diraih Man United tidak berdampak pada kurangnya sponsor.
Berdasarkan data Forbes pada Agustus tahun lalu, United memiliki nilai komersial sekitar 4,1 miliar dollar AS atau setara Rp 59 triliun. Man United pun selalu masuk dalam lima besar klub terkaya di dunia.
Kuburan Pemain Berkelas
Semenjak Ed Woodward menjadi CEO, Man United sudah mendatangkan nama-nama seperti Angel Di Maria, Henrikh Mkhitaryan, Memphis Depay, Bastian Schweinsteiger, Juan Mata, Anthony Martial, Alexis Shancez, Romelu Lukaku, sampai Paul Pogba.
Namun, sebagian besar dari mereka memiliki nasib tragis. Angel Di Maria hanya bertahan semusim sebelum dilego ke PSG.
Henrikh Mkhitaryan hingga Memphis Depay tak bisa mengeluarkan potensi terbaiknya. Kemudian ada Anthony Martial, si pemain muda terbaik dunia 2015, yang juga kesulitan mengembangkan potensi.
Teranyar tentu saja ada Alexis Shancez, Romelu Lukaku, dan pemenang Piala Dunia, Paul Pogba.
Ketika datang, Alexis Shancez disambut bak pahlawan. Namun pada akhirnya ia hanya jadi penghangat bangku cadangan.
Begitu juga dengan Romelu Lukaku yang harus dilepas ke Inter Milan. Sementara untuk Paul Pogba, dirinya tak benar-benar tampil konsisten di Old Trafford.
Pogba bisa tampil sangat bagus dalam beberapa pekan, namun merosot di pekan berikutnya. Ia pun menyatakan keinginannya untuk hengkang ke Real Madrid walau belakangan transfer ini gagal terwujud.