In-depth

4 Perubahan Taktik Jenius Solskjaer yang Buat Manchester United Menang Atas Chelsea

Senin, 12 Agustus 2019 10:39 WIB
Editor: Juni Adi
© premierleague
Ole Gunnar Solskjaer ucapkan terima kasih kepada suporter di tribun. Copyright: © premierleague
Ole Gunnar Solskjaer ucapkan terima kasih kepada suporter di tribun.

FOOTBALL265.COM - Keberhasilan Manchester United menang 4-0 atas Chelsea, tak lepas dari hasil perubahan taktik yang dibawah ole Ole Gunnar Solskjaer selama ini. 

Pekan pertama di Liga Primer Inggris ditutup dengan duel big match antara Manchester United vs Chelsea di Stadion Old Trafford pada Minggu (11/08/19) malam WIB.

Dalam laga tersebut, Manchester United sukses membantai tamunya itu dengan skor telak 4-0. Masing-masing gol diciptakan oleh Marcus Rashford menit ke 18 (P) dan ke-67.

Dua lainnya disumbang oleh Anthony Martial menit ke-65 dan Daniel James menit ke-81. Hasil pertandingan ini membuat Manchester United memperpanjang rekor tak terkalahkannya atas The Blues di Old Trafford.

Total, Manchester United telah meraih enam kemenangan dan enam hasil imbang dari 12 pertemuan terakhir melawan Chelsea di semua ajang di Old Trafford.

Terakhir kali United merasakan kekalahan dari Chelsea di markasnya terjadi pada sembilan tahun lalu atau tepatnya pada 03 April 2010. Kala itu Setan Merah kalah 1-2 di laga lanjutan Liga Primer Inggris.

Hasil positif ini juga tidak lepas dari kejeniusan sang pelatih, Ole Gunnar Solskjaer. Sebab, ia menerapkan sejumlah taktik brilian yang membuat Chelsea frustasi meski sempat mendominasi jalannya laga. Apa saja taktik tersebut? Berikut ulasannya dilansir dari Sportskeeda:

1. Mampu Melewati Tekanan Awal

Di awal-awal pertandingan khususnya di 15 menit pertama, permainan Manchester United sangat buruk dan tak berkembang. Bahkan, mereka lebih cendrung bertahan karena Chelsea mampu mendominasi jalannya laga, dengan permainan yang aktraktif. 

Sejumlah peluang berhasil diciptakan oleh anak asuh Frank Lampard, termasuk percobaan dari Tammy Abraham menit ke-4. Sepakan kerasnya dari luar kotak penalti, meluncur deras ke gawang De Gea. Sayang, bola hanya menerpa mistar gawang.

Total, ada sekitar tiga tembakan berbahaya ke arah gawang United yang diciptakan pemain Chelsea. Beruntung, dewa fortuna masih menaungi tuan rumah, sehingga mereka tidak kebobolan di menit awal.

Melihat anak asuhnya pontang panting menahan gelombang serangan Chelsea, Ole Gunnar Solskjaer tak bereaksi sedikitpun terhadap taktiknya meski sempat terlihat gusar dengan penampilan anak asuhnya.

Padahal, pelatih asal Norwegia itu bisa saja mengubah taktiknya untuk keluar dari tekanan. Namun itu tidak dilakukannya, hingga Paul Pogba cs mampu menemukan ritme permainan setelah unggul 1-0 pada menit ke-16, dan mengimbangi jalannya laga.

2. Pressing Ketat

Sejak menggantikan Jose Mourinho pada Desember 2018 lalu, permainan Manchester United dibawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer berubah drastis. Bertahan dan menunggu bola yang menjadi ciri khas ala Mourinho telah ditinggalkan.

Mereka bermain penuh gairah menyerang, dan aktif untuk merebut bola. Hal tersebut berbuah hasil positif ketika dalam 11 pertandingan beruntun United tak terkalahkan.

Sayang, konsistensi anak asuhnya menurun jelang berakhirnya kompetisi yang membuat mereka gagal finis di zona Liga Champions, karena banyak kehilangan poin.

Melihat masalah tersebut, Ole langsung melakukan program latihan untuk meningkatkan fisik para pemainnya selama pramusim. Hasilnya terlihat ketika melawan Chelsea.

Di babak pertama, United memang memulai permainan dengan lambat dan banyak menerima tekanan. Namun, di babak kedua Pogba cs tampil trengginas dengan fisik yang kuat. 

Pressing-pressing ketat dilakukan para pemain United, sehingga membuat para pemain Chelsea tak memiliki banyak waktu dalam menguasai bola. 

3. Kualitas Baru di Lini Bertahan

Manchester United mengawali musim ini dengan sangat baik. Mereka berhasil mengan besar dan menciptakan clean sheet, saat menang atas Chelsea dengan skor 4-0.

Kemenangan itu juga tidak lepas dari tangguhnya lini belakang mereka yang digawangi oleh Aaron Wan-Bissaka, Harry Maguire, Victor Lindelof dan Luke Shaw.

Kuartet di atas mampu meredam setiap serangan para pemain Chelsea. Dua diantaranya adalah pemain yang baru didatangkan musim panas ini yaitu Harry Maguire dan Wan-Bissaka.

Keduanya, mampu beradaptasi dengan cepat dan membentuk tembok kokoh di depan kotak penalti David De Gea. Wan-Bissaka bahkan mempunyai statistik mencengangkan di laga debutnya ini.

Mantan bek Crystal Palace itu berhasil melakukan 5 kali sapuan bersih, 3 kali intersep (memotong bola), dan 6 tekel sukses. Semua itu dilakukannya tanpa sekalipun melakukan pelanggaran. 

4. Serangan Balik Mematikan

Kehadiran Ole Gunnar Solskjaer diharapkan mampu mengembalikan identitas permainan klub, yang tampil menyerang  dan menghibur seperti era Sir Alex Ferguson.

Hal itu sudah dibuktikannya dalam 11 laga awal, dimana United dibawanya tak terkalahkan secara beruntun. Di musim ini, permainan yang sama juga akan diterapkan oleh Ole.

Chelsea menjadi korban pertamanya di musim ini. Meski sempat telat panas di babak pertama, United tampil kesetanan di babak kedua.

Tiga gol mereka ciptakan, dua gol diantaranya yang diciptakan oleh Rashford menit ke-67 dan Daniel James menit ke-81 dihasilkan dari serangan balik mematikan.

Tak heran jika Ole Gunnar Solskjaer mengandalkan para pemain cepat di lini depan Manchester United musim ini, seperti Jesse Lingard, Marcus Rashford, Anthony Martial dan Daniel James. Serangan balik mereka kini sangat menakutkan.