Lahir di Prancis pada 14 Desember 1983, Stephanie Frappart tumbuh dan berkembang sebagai wasit perempuan pencetak sejarah sebagai yang pertama memimpin di Piala Super Eropa. Saat ditunjuk menjadi wasit Piala Super Eropa, Stephanie Frappart mengaku senang dapat memimpin laga sebesar itu.

“Saya sangat senang dan itu benar-benar sebuah kejutan. Saya harap ini akan menjadi contoh bagi wasit perempuan dan bagi setiap gadis muda yang mungkin memiliki cita-cita sama,” ungkap Frappart di laman resmi UEFA.com.

Frappart sendiri jatuh cinta pada dunia wasit sepak bola saat masih remaja. Tepatnya pada usia 13-14 tahun, Frappart mulai tertarik dengan aturan permainan dan mulai mempelajarinya.

Jika menilik rekam jejaknya, sejatinya Frappart sudah memiliki jam terbang tinggi dalam memimpin pertandingan besar dengan tensi tinggi. Frappart diketahui sempat memimpin final Piala Dunia Wanita awal tahun ini.

Selain itu, ia juga dikenal sebagai perempuan pertama yang mengadili ajang Ligue 1 Prancis antara Amiens vs Strasbroug. Berbekal pengalaman itu, Frappart pun bisa dikatakan sukses dalam mengadili duel Liverpool vs Chelsea.

Meski beberapa keputusannya sempat dipertanyakan karena kerap dianggap terlambat tapi secara keseluruhan ia masih bisa mengendalikan jalannya pertandingan. Keberhasilan Frappart tentu tak lepas dari para asistennya.

Uniknya para asistennya dalam duel Liverpool vs Chelsea merupakan perempuan juga. Mereka adalah Manuela Nicolosi dan Michelle O’Neill yang juga dibantu oleh wasit berpengalaman Cuneyt Cakir sebagai ofisial keempat.