In-depth

Dipecat AC Milan, Ini Deretan ‘Pengkhianat’ Marco Giampaolo

Rabu, 9 Oktober 2019 08:42 WIB
Editor: Coro Mountana
© Marco Canoniero/LightRocket via Getty Images
Suso dalam pertandingan AC Milan vs Lazio. Copyright: © Marco Canoniero/LightRocket via Getty Images
Suso dalam pertandingan AC Milan vs Lazio.
Suso

Pertama ada mantan pemain Liverpool yaitu Suso. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari La Gazzetta dello Sport, Marco Giampaolo rupanya sempat merasa bahwa dirinya telah dikhianati oleh dua pemainnya yang mana salah satunya adalah Suso.

Jika mengacu pada statistik, memang ada keanehan dalam usaha Giampaolo dalam memanfaatkan kemampuan Suso karena eks Liverpool itu dimainkan tidak diposisi aslinya. Suso sejatinya merupakan penyerang sayap, tapi ia disulap menjadi trequartista.

Hasilnya, Suso tampak tidak maksimal dengan baru mengemas satu asis saja saat AC Milan menang tipis atas Brescia. Kesalahan Giampaolo dalam menempatkan Suso ternyata juga ikut disorot oleh mantan direktur olahraga AC Milan, Massimiliano Mirabelli.

“Suso adalah salah satu pemain terbaik AC Milan, tetapi tidak bisa bermain sebagai nomor 10. Jadi, AC Milan tidak memiliki pemain yang tepat di posisi tersebut,” jelas Mirabelli, seperti yang dinukil dari Football Italia.

Hakan Calhanoglu

© Twitter/@acmilan
Hakan Calhanoglu merayakan gol pada laga AC Milan vs Brescia di Serie A Italia 2019/2020, Sabtu (31/08/19). Copyright: Twitter/@acmilanHakan Calhanoglu merayakan gol pada laga AC Milan vs Brescia di Serie A Italia 2019/2020, Sabtu (31/08/19).

Setali tiga uang dengan Suso, Hakan Calhanoglu juga merasakan hal yang sama dengan eks Liverpool itu. Calhanoglu adalah pemain yang tidak ditempatkan di posisi aslinya dan dianggap tidak bermain sesuai harapan oleh Giampaolo.

Nama Calhanoglu menjadi terkenal ketika dirinya bersinar bersama Bayer Leverkusen di Bundesliga Jerman. Ketika itu, Calhanoglu bermain di posisi terbaiknya yaitu sebagai gelandang serang di belakang penyerang.

Sedangkan saat berada di bawah Giampaolo, Hakan Calhanoglu justru lebih sering ditempatkan sebagai gelandang tengah. Bahkan di laga perdana melawan Udinese, Calhanoglu ditempatkan sebagai gelandang bertahan.

Ante Rebic

© Twitter@MilanEye
Pemain baru AC Milan, Ante Rebic. Copyright: Twitter@MilanEyePemain baru AC Milan, Ante Rebic.

Bukan rahasia umum bila AC Milan begitu ngotot untuk mendatangkan Angel Correa dari Atletico Madrid di awal musim ini. Namun karena gagal, maka nama Ante Rebic pun menjadi alternatifnya dengan diharapkan dapat membawa AC Milan bangkit bersama Giampaolo.

Namun yang terjadi adalah Ante Rebic gagal memenuhi ekspektasi dalam meningkatkan kekuatan di lini serang AC Milan. Rebic tercatat hanya bermain dalam 3 laga saja bersama AC Milan dengan tanpa ada satupun gol ataupun asis.

Bahkan di dua laga terakhir melawan Fiorentina dan Genoa, Giampaolo bahkan hanya menjadi penghangat di bangku cadangan saja. Ketimbang mencetak gol, Rebic tampak lebih hobi mengoleksi kartu kuning dengan jumlah sudah dua.

Rade Krunic

© Twitter @acmilan
Rade Krunic, rekrutan anyar AC Milan. Copyright: Twitter @acmilanRade Krunic, rekrutan anyar AC Milan.

Pemain selanjutnya yang dianggap telah mengkhianati harapan Giampaolo adalah Rade Krunic. Mantan pemain Empoli itu didatangkan AC Milan untuk memperkuat lini tengah dan dianggap telah memahami apa yang diinginkan Giampaolo.

Singkat cerita, Rade Krunic ternyata pernah dilatih oleh Marco Giampaolo pada musim 2015-2016. Bermain dalam 16 pertandingan di bawah arahan Giampaolo, Rade Krunic tampil cukup baik dengan mencetak sebiji gol.

Namun pemandangan sebaliknya terlihat di pertemuan kedua Rade Krunic dengan Marco Giampaolo. Dengan hanya dimainkan dalam 44 menit, jelas Rade Krunic gagal memberikan impresi baik Giampaolo ke AC Milan meski sudah saling mengenal.

Krzysztof Piatek

© Emilio Andreoli/Getty Images
Krzysztof Piatek tidak berdaya melihat AC Milan disingkirkan Lazio, Kamis (25/04/19), Emilio Andreoli/Getty Images. Copyright: Emilio Andreoli/Getty ImagesKrzysztof Piatek tidak berdaya melihat AC Milan disingkirkan Lazio, Kamis (25/04/19), Emilio Andreoli/Getty Images.

Terakhir adalah Krzysztof Piatek yang diharapkan dapat menjadi mesin gol bagi AC Milan asuhan Marco Giampaolo. Tapi ternyata berdasarkan data statistik, Piatek bermain sangat buruk dengan baru mengemas 2 gol saja dari 7 laga.

Padahal menurut Whoscored, Piatek selalu mencatatkan 3 tembakan di setiap pertandingannya. Kita asumsikan dalam 7 laga itu ia selalu konsisten melakukan percobaan tembakan sebanyak 3 kali, itu artinya jumlahnya menjadi 21 kali.

Dari 21 kali percobaan itu, Piatek hanya mampu mencetak 2 gol saja yang artinya konversi peluangnya mencapai 9,5% saja. Padahal di bawah arahan Gennaro Gattuso musim lalu, Piatek mencetak 11 gol dalam 21 laga bersama AC Milan.

Kesimpulan

Pada akhirnya para pengkhianat itu didata berdasarkan penampilan yang tak maksimal sehingga berdampak pada pemecatan Giampaolo dari AC Milan.

Tapi perlu diingat bahwa tidak perform-nya pemain bisa diakibatkan Marco Giampaolo gagal memanfaatkan potensi dan kapasitas pemainnya di AC Milan.