FOOTBALL265.COM - Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic, menyebut dua rekor buruk yang diukir diajang Shopee Liga 1 2019 hanyalah statistik yang sama sekali tidak ada artinya.
Racikan taktik dari Darije Kalezic membuat Pasukan Ramang mengukir rekor kekalahan terbanyak dalam satu musim. Juga kekalahan kandang terbanyak sejak Liga 1 bergulir tahun 2017 silam.
Pada Liga 1 2017, PSM Makassar hanya sekali tersentuh kekalahan di kandang dengan total 7 kekalahan sepanjang musim. Catatan yang sama juga terjadi pada musim berikutnya di Liga 1 2018.
Akan tetapi, di Liga 1 2019 PSM telah kalah 9 kali dari 21 laga yang telah dimainkan dan 2 kali kalah dari 12 laga kandang. Dua catatan itu pun membuat Darije mengukir rekor buruk untuk PSM selama era Liga 1.
Namun, bukannya risau dengan catatan tersebut, Darije justru menyebut hal itu hanyalah statistik yang tidak ada artinya sama sekali. Itu diucapkan Darije saat konferensi pers jelang laga vs Madura United di Media Center Stadion Andi Mattalatta, Rabu (23/10/19).
"Analisis itu tidak berarti apa-apa. Tahun 2017 PSM tidak memenangkan apa-apa dan sekarang kita sudah berada di tahun 2019," ungkap Darije mengawali penjelasannya.
Pria asal Bosnia Herzegovina ini berdalih, dalam sepakbola tidak harus fokus membicarakan berapa banyak menelan kekalahan. Tapi lebih berfokus membicarakan berapa banyak poin yang hilang dalam satu musim.
"Coba ingat, PSM bermain imbang 11 kali di tahun 2018. Itu lebih baik kalah 7 kali dan memenangkan 4 laga, jika ingin berhitung soal perolehan poin," jelas Darije yang mencoba memberikan gambaran soal poin yang hilang dalam satu musim.
"Seandainya 11 laga imbang itu diganti dengan 7 kekalahan, PSM membuat rekor kekalahan terburuk dibandingkan musim 2017. Namun, jika 4 dari 11 laga imbang itu diganti dengan kemenangan, PSM bisa menjadi juara," tambah ia.
Posisi Darije Kalezic di kursi kepelatihan PSM Makassar sedang mendapatkan sorotan. Terlebih setelah tiga kekalahan tandang beruntun dan kalah dari Persija di Stadion Andi Mattalatta pada laga terkini di Liga 1.