INDOSPORT. COM - Achmad Nawir, mantan kapten Timnas Indonesia ini punya jasa-jasa luar biasa yang layak dikenang sebagai pahlawan sepak bola Surabaya.
10 November memang merupakan hari yang spesial bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seluruh penjuru negeri memperingati hari pahlawan untuk mengenang perjuangan heroik masyarakat Surabaya dalam mengusir penjajah pada 10 November 1945 silam.
Tokoh pahlawan yang paling identik dengan hari pahlawan ialah Bung Tomo. Kala itu Bung Tomo menjadi sosok yang begitu berpengaruh untuk menggerakan dan memacu masyarakat Surabaya untuk mengusir penjajah.
Kalau ditelaah lebih mendalam, sebenarnya Surabaya punya pahlawan lainnya yang juga layak untuk dikenang jasanya. Salah satunya adalah Achmad Nawir yang menjadi pahlawan Surabaya di bidang sepak bola.
Achmad Nawir namanya abadi sebagai kapten Timnas Indonesia di Piala Dunia 1938. Maju ke pentas internasional dan langsung bertemu lawan kuat Hungaria, Achmad Nawir tetap dengan gagah berani memimpin rekan-rekan setimnya yang masih dalam naungan nama Hindia Belanda.
Walau akhirnya dibantai 0-6 oleh Hungaria, perjuangan Achmad Nawir bersama pemain-pemain lainnya tetap layak diapresiasi. Setidaknya skuat yang dipimpin Achmad Nawir tadi, hinga kini masih menjadi satu-satunya pengalaman Timnas Indonesia ikut serta di Piala Dunia.
Peran Achmad Nawir kepada sepak bola ternyata belum berhenti sampai di situ. Achmad Nawir juga memiliki kontribusi luar biasa bagi sejarah sepak bola Surabaya.
Kontribusi untuk Sepak Bola Surabaya
Jauh sebelum menjadi kapten Timnas Indonesia, Achmad Nawir hanyalah mahasiswa biasa. Achmad Nawir tercatat berkuliah di Sekolah Kedokteran Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS), Surabaya, sejak 1929.
Masa kuliah kedokteran inilah jadi titik awal keterlibatan Achmad Nawir dengan kegiatan sepak bola Surabaya. Mulai 1931, Achmad Nawir bermain sebagai gelandang untuk klub lokal Surabaya, Houd Braef Standt (HBS).
Achmad Nawir perlahan kian bisa mengembangkan permainannya dan tampil apik bersama HBS. Hingga akhirnya pada tahun 1935 Achmad Nawir untuk pertama kalinya masuk ke skuat Hindia Belanda untuk ajang Philippines Football Championship 1935.
Karier sepak bola Achmad Nawir terus menanjak setelahnya. Kesetiaannya kepada HBS, membuat Achmad Nawir dipercaya memegang jabatan kapten tim mulai 1938.
Tak lama kemudian, Achmad Nawir kembali membanggakan sepak bola Surabaya lantaran bisa mewakili Hindia Belanda (Timnas Indonesia) di Piala Dunia 1938. Apalagi Achmad Nawir juga berperan sebagai kapten Timnas Indonesia, yang otomatis kian menjadi kebanggan masyarakat Surabaya.
Selepas Piala Dunia 1938, Achmad Nawir hanya berfokus kepada HBS dan kuliah kedokterannya. Tahun 1939, Achmad Nawir lulus kuliah dan resmi menyandang gelar dokter.
Achmad Nawir masih dengan setia membela HBS sampai Jepang menduduki Indonesia pada 1942. Kedatangan Jepang membuat kompetisi sepak bola terhenti, dan Achmad Nawir tak lagi bisa memperkuat HBS.
Masa kependudukan Jepang, Achmad Nawir banyak menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter. Achmad Nawir terjun sebagai tim medis yang membantu para tawanan perang Jepang, berkeliling membagikan obat-obatan.
Jepang pergi, Achmad Nawir lantas membuka klinik di Surabaya yang khusus menangani rawat jalan dan inap untuk perempuan melahirkan. Achmad Nawir juga kembali aktif merumput bersama klub lamanya.
Hal yang paling penting bagi sejarah sepak bola Surabaya, dicatatkan Achmad Nawir pada 1948. Sekitar bulan Juli, Achmad Nawir terpilih menjadi Ketua Umum Soerabajase Voetbal Bond (SVB).
Banyak yang menyebut bahwa SVB merupakan cikal bakal dari kemunculan Persebaya Surabaya. Jika benar, Achmad Nawir berarti turut terlibat dalam sejarah terbentuknya klub berjuluk Bajul Ijo.
Begitulah kurang lebih jasa-jasa Achmad Nawir, kapten Timnas Indonesia yang juga pahlawan sepak bola Surabaya. Selamat hari pahlawan Indonesia!