FOOTBALL265.COM - Raksasa Serie A Italia, AC Milan, dianggap telah melakukan dosa besar usai melakukan penjualan striker muda, Patrick Cutrone, ke Wolverhampton Wanderers, pada bursa transfer musim panas lalu.
Dilansir laman berita Liga Italia Calciomercato, soal segi finasial, klub berjuluk Rossoneri itu terbilang sukses. Sayang langkah ini juga berimbas bagi performa tim yang dinilai malah kian memburuk.
Selepas kepergian Cutrone, AC Milan memiliki lini serang yang tumpul, sehingga secara taktis langkah mereka merupakan kegagalan besar untuk keberlangsungan tim musim ini. Menandemkan Krzysztof Piatek dengan Rafael Leao yang baru mereka boyong nampaknya malah tak mampu mengangkat derajat tim.
Pasalnya, baik Piatek dan Leao sama-sama tak memiliki keahlian untuk memasuki lini pertahanan musuh hingga batas terdalam. Kemampuan ini sendiri justru ada pada Cutrone yang memiliki teknik membaca jalannya permainan sekaligus finishing yang tinggi ketika di wilayah musuh.
Pertanda kegagalan AC Milan bisa dilihat sepanjang musim ini di mana mereka justru kian terpuruk usai mengalami tujuh kali kekalahan dalam 12 pertandingan terakhir. Upaya mereka menurunkan Piatek dan Leao pun dinilai gagal menambah pundi-pundi gol.
Patrick Cutrone sendiri dilepas ke Wolverhampton dengan harga cukup tinggi yakni 22 juta euro (Rp343 miliar) sebagai syarat memenuhi dana AC Milan musim lalu. Dibuang ke Liga Inggris, performa pemain berusia 21 tahun ini malah cukup bersinar.
Sepanjang musim ini, Cutrone tercatat telah mencetak dua gol dan empat assist dalam 19 penampilannya bersama Wolverhampton. Salah satu contoh penampilan apiknya ialah membantu skuat asuhan Nuno Espirito Santo sukses pesta gol lawan Pyunik di kualifikasi Liga Europa dengan skor 4-0.
Melihat gemilangnya Cutrone bersama Wolverhampton nampaknya justru membuat AC Milan gigit jari karena telah melakukan kesalahan besar melepas sang striker.