In-depth

Kebangkitan Luar Biasa Timnas Italia di Bawah Roberto Mancini

Sabtu, 16 November 2019 19:58 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

FOOTBALL265.COM - Timnas Italia baru saja mencatatkan rekor impresif setelah mengalahkan Bosnia-Herzegovina 3-0 di matchday ke-9 Kualifikasi Euro 2022 di Stadion Bilino Polje, Sabtu (16/11/2019) dini hari WIB. 

Kemenangan atas Bosnia-Herzegovina menggenapi capaian 10 kemenangan beruntun Italia di laga kompetitif. Ini jadi rekor kemenganan beruntun terbanyak sepanjang sejarah Gli Azzurri. 

Azzurri di bawah Roberto Mancini mengalahkan era Vitorio Pozzo yang meraih sembilan kemenangan beruntun dalam kurun tahun 1938-1939. 

Capaian yang diraih Italia dimulai dari saat mengalahkan Amerika Serikat 1-0 pada 20 November 2018, dilanjutkan dengan menekuk Finlandia (2 kali), Liechtenstein (2 kali), Yunani (2 kali), Bosnia (2 kali), dan Armenia.

Rekor ini sendiri secara langsung membawa Italia kokoh di puncak klasemen Grup J Kualifikasi Euro 2020. Dari sembilan laga, Timnas Italia menyapu bersih kemenangan dan mengoleksi poin sempurna 27

Apa yang diraih Italia termasuk sebuah pencapaian serius. Bisa dibilang ini adalah kebangkitan mereka setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2018 silam. 

Ya, pada November 2017 silam, tragedi kelam menimpa sepak bola Italia. Untuk pertama kalinya sejak Piala Dunia 1958, Italia gagal lolos ke putaran final Piala Dunia. 

Pemilik empat gelar Piala Dunia itu disingkirkan oleh Swedia dalam laga play off menegangkan di Stadion San Siro, Milan.

Kegagalan ini sangat membekas di hati rakyat Italia. Namun, Azzurri tak larut lama-lama dalam kesedihan. Secara bertahap, mereka mulai menapaki jalan kebangkitan. 

Kedatangan Roberto Mancini

Kebangkitan Italia mungkin diawali dengan pemecatan pelatih Giampiero Ventura pada 15 November 2017. Giampiero Ventura adalah biang keladi kegagalan Italia lolos ke Rusia. 

Padahal kala itu Italia masih dihuni pemain-pemain bintang seperti Leonardo Bonucci, Andrea Barzagli, Gianluigi Buffon, serta Daniele De Rossi.

Namun, Italia belum langsung menunjuk pelatih anyar. Sejumlah nama masuk dalam nominasi seperti Carlo Anceloti, Cesare Prandelli, dan Roberto Mancini.

Untuk mengganti Ventura, akhirnya Italia memutuskan menunjuk Roberto Mancini. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) resmi menunjuk Mancini sebagai pelatih terhitung dari 14 Juni 2018. Roberto Mancini dikontrak FIGC selama dua tahun. 

Penunjukkan Mancini pun terbilang sangat tepat. Sejak itu, Mancini baru kalah dua kali dan memenangkan 14 dari 20 pertandingan saat mendampingi Italia.

Kekalahan terakhir Italia diderita pada 10 September 2018 silam ketika melawat ke Portugal dalam ajang UEFA Nations League. Dua bulan berselang Italia sempat mendapatkan hasil imbang kala menghadapi lawan yang sama. 

Setelah itu, Italia menyapu bersih semua kemenangan dimulai dari satu laga persahabatan melawan Amerika Serikat, dan sembilan laga kualifikasi Euro 2020 di Grup J. 

Italia yang Bergairah di Bawah Mancini

Roberto Mancini datang ke Italia membawa skema 4-3-3 yang menjadi andalannya. Formasi sepak bola modern ini menduetkan dua gelandang papan atas Marco Veratti dan Jorginho sebagai double pivot di barisan pengatur serangan. 

Soal pemilihan pemain, Mancini melakukan banyak terobosan dengan memanggil pemain-pemain muda sebagai tulang punggung anyar Italia. Maklum, usai gagal ke Piala Dunia, Italia banyak ditinggal pemainnya yang pensiun dari laga internasional. 

Di bawah Mancini, Italia memainkan pemain-pemain muda berbakat seperti Federico Chiesa (21 tahun), Nicolo Barella (22), Nicolo Zaniolo (20), Sandro Tonalli (19), Gianluigi Donnarumma (20), sampai Moise Kean (19). 

Bintang-bintang muda ini bergabung dengan pemain berpengalaman Italia seperti Andrea Belotti, Jorginho, Antonio Candreva, dll. 

Italia yang dihuni darah muda bermain dengan meyakinkan dan penuh gairah. Tak lagi terlihat Italia yang usang seperti dua tahun silam. 

Roberto Mancini tak hanya sukses mengembalikan nama besar Italia, tetapi juga membangun pondasi tim untuk kejayaan di masa mendatang. 

Akan tetapi, ujian sesungguhnya baru menanti di gelaran Euro 2020. Maklum, bisa dibilang lawan-lawan Belotti dkk di Grup J Kualifikasi Euro 2020 saat ini memiliki level yang lebih rendah. 

Harapan tinggi pun disematkan di pundak Roberto Mancini dengan barisan skuat mudanya. Dalam waktu dekat, Timnas Italia akan kembali ke persaingan elite sepak bola Eropa.