Liga Indonesia

Kemenpora International Football Championship Diikuti 12 Tim dari 4 Negara

Sabtu, 23 November 2019 18:27 WIB
Penulis: Arif Rahman | Editor: Isman Fadil
© Arif Rahman/INDOSPORT
Panpel turnamen sepak bola U-16 Kemenpora International Football Championship ‎berfoto bersama saat konferensi pers di sekretariat Agotax, Jalan Lodaya, Kota Bandung, Jumat (22/11/19). Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Panpel turnamen sepak bola U-16 Kemenpora International Football Championship ‎berfoto bersama saat konferensi pers di sekretariat Agotax, Jalan Lodaya, Kota Bandung, Jumat (22/11/19).

FOOTBALL265.COM - Turnamen sepak bola U-16 Kemenpora International Football Championship (KIFC) 2019 diikuti 12 tim dari empat negara ASEAN dan akan digelar di Lapangan Progresif, Kota Bandung pada 27 November hingga 4 Desember 2019. 

Menurut ketua Panpel turnamen KIFC 2019, M Alan Wildan Chandra ke 12 tim yang akan berlaga di event penutup seri Youth Development di Kemenpora tahun 2019 ini, berasal dari Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand. 

"Kegiatan ini melibatkan empat negara, termasuk Indonesia. Ada 12 tim yang berasal dari empat negara, Indonesia ada delapan tim. Kemudian empat tim dari luar negeri, dua asal Malaysia, AS Daruga FC dan Penang Sport School, Malaya FC (Filipina), dan Buapakthawittaya (Thailand)," kata Alan Wildan Chandra di saat konferensi pers di sekretariat Agotax, Jalan Lodaya, Kota Bandung, Jumat (22/11/19). 

Pada turnamen sepak bola bersekala internasional ini, ke-12 tim peserta akan melalui babak penyisihan dengan durasi 2x35 menit. Selain itu, pada event tersebut, akan digelar juga Piala Super Muda turnamen yang diikuti tim lokal saja. 

"Untuk juara kelompok umur, ada standar yang juara tidak boleh berupa uang, tapi tetap ada juara bertahan untuk tahun depan. Dan tahun depan diharapkan ditambah scoopenya, tapi lebih luas ke Eropa," ungkapnya. 

Alan Wildan Chandra menuturkan, meski turnamen sepak bola tersebut sangat bergengsi. Namun, pihaknya sangat menyayangkan minimnya dukungan dari pemerintah daerah baik Provinsi Jawa Barat maupun Kota Bandung. 

Padahal menurutnya, pemerintah daerah seharusnya ikut menyukseskan kegiatan tersebut, seperti dalam Instruksi Presiden RI nomor 3 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional.

"Event ini merupakan program langsung dari kemenpora, tapi Gubernur dan Walikota tidak memberikan dukungannya. Padahal kita di sini ditunjuk langsung oleh Kemenpora. Lagi pula kita di sini bukan minta suport berupa anggaran, tapi lebih ke sport tourism," jelasnya. 

Sementara itu, pada saat opening ceremony, Agotax dan Bandung Premier League sebagai operator turnamen berencana menyuguhkan beberapa kesenian dari Jawa Barat.