FOOTBALL265.COM - Mantan pemain sepak bola asal Belanda, Ruud Gullit masuk dalam radar PSSI sebagai salah satu kandidat pelatih Timnas Indonesia. Namun reputasinya tak terlalu mentereng, sehingga lebih baik mendatangkan pelatih asal Belanda lain yang lebih bagus.
Sebuah kabar mengejutkan datang dari proses pencarian pelatih Timnas Indonesia. Satu nama kandidat lain kabarnya masuk ke bursa pencalonan yakni mantan pemain dan assisten pelatih Timnas Belanda, Ruud Gullit.
Kepastian itu disampaikan langsung oleh ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule pada Rabu (04/12/19) di Filipina, usai menyaksikan pertandingan Timnas Indonesia U-23 vs Brunei Darussalam di SEA Games 2019.
"Kami sudah mengontak Ruud Gullit sejak seminggu yang lalu. Namun, belum ada respons dari dirinya. Mudah-mudahan ada kabar," ungkap Iwan Bule.
Ruud Gullit merupakan calon kandidat ketiga yang akan menangangi Timnas Indonesia. Sebelumnya, PSSI sudah menyeleksi dua nama lain yaitu mantan pelatih Spanyol U-21, Luis Milla dan pelatih Timnas Korea Selatan, Shin Tae-yong.
Akan tetapi keputusan PSSI memasukan nama Ruud Gullit sebagai calon rupanya mengundang polemik. Sebab, mantan pemain AC Milan itu dinilai kurang berpengalaman sebagai juru taktik, lantaran banyak menganggur.
Pria bernama asli Rudi Dil ini mengawali karier kepelatihannya di Chelsea, sebagai seorang pemain juga di musim 1996/97, dan berhasil merebut Piala FA.
Namun prestasi pertamanya itu bukan berarti bisa dijadikan tolok ukur atas kualitas Ruud Gullit sebagai pelatih. Pasalnya, ia malah dipecat usai merebut Piala FA, setelah hanya melakoni 72 pertandingan.
Kemudian ia pindah ke klub Inggris lain, Newcastle United. Bersama The Magpies, Gullit hanya bisa melewati 45 pertandingan, dan terdepak.
Lalu kembali ke kampung halamannya, Belanda menangani klub Feyenoord. Kariernya tidak lama, karena Gullit hanya bisa memimpin tim dalam 43 pertandingan, sebelum hijrah ke LA Galaxy dan lub Rusia Terek Grozny.
Lagi-lagi Gullit gagal mendulang sukses bersama dua klub terakhir di atas. Kini, ia tengah menganggur usai tidak lagi menjadi asisten pelatih Danny Blind di Timnas Belanda sejak 30 November 2019 lalu.
Selain itu, Ruud Gullit juga belum mengenal betul karakter sepak bola Asia khususnya Indonesia. Dengan sejumlah catatan negatif di atas, bisa lahir potensi kerugian untuk Timnas Indonesia andai PSSI tetap akan mengontraknya.
Sebagai alternatif, PSSI lebih baik memboyong kandidat pelatih asal Belanda lain yang sudah mempunyai reputasi mentereng di dunia sepak bola Eropa, ketimbang Ruud Gullit. Siapa saja mereka?
1. Giovanni van Bronckhorst
Sama-sama meniti karier pelath dari seorang pemain sepak bola, Giovanni van Bronckhorst ternyata punya prestasi yang jauh lebih baik daripada Ruud Gullit.
Selama tiga musim melatih Feyenoord Rotterdam dalam kurung waktu 2015 hingga 2019, Van Bronckhorst berhasil memberikan lima gelar domestik yakni 1 gelar Eredivisie, 2 Piala Liga Belanda, dan 2 Piala Super Liga Belanda.
Selain itu, kedetakannya dengan tanah leluhurnya Indonesia bisa jadi PSSI mudah bernegosiasi dengan pelatih berusia 41 tahun itu. Seperti diketahui, Van Bronckhorst mempunyai darah Maluku dari sang ibu.
Pada tahun 2010, ayah Giovanni van Bronckhorst, Victor van Bronckhorst sempat mengatakan bahwa anaknya tidak akan keberatan untuk turut memajukan prestasi Timnas Indonesia.
"Gio sangat bangga dengan darah Indonesia. Bila kelak dia menjadi pelatih, saya rasa dia akan dengan senang hati membantu persepakbolaan Indonesia, dengan menjadi pelatih dan mengantarkan Indonesia ke Piala Dunia misalnya,” ujar Victor disela-sela Piala Dunia 2010, saat Gio masih aktif sebagai pemain.
Saat ini, Giovanni van Bronckhorst tengah menganggur usai terdepak dari Feyenoord pada Juni 2019 lalu, setelah mendampingin tim dalam 176 pertandingan.
2. Guus Hiddink
Andai PSSI memang mau mengontrak pelatih berpengalaman sekaligus punya reputasi dunia, nama Guus Hiddink layak jadi yang terdepan.
Dalam riwayat kepelatihannya, Guus Hiddink telah banyak menangani klub besar Eropa dan memberikan prestasi. Sebut saja PSV Eindhoven yang dibawanya meraih gelar Liga Champions pada musim 1987-1988,.
Memenangkan trofi Piala Dunia Antarklub di Real Madrid tahun 1999, dan membawa Chelsea merebut Piala FA tahun 2009 lalu. Tak hanya di klub, Hiddink juga telah berpengalaman bersama tim nasional.
Tercatat kurang lebih tujuh negara pernah ia tangani, empat diantaranya negara asal Asia seperti Korea Selatan, China, Korea Utara dan Australia.
Saking menterengnya kualitas Hiddink, membuat mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi kesemsem, dan menyarankan PSSI untuk merekrutnya tahun 2016 lalu.
Memang jika kita mau bersikap realistis, merekrut mantan arsitek Chelsea tersebut tentunya nyaris mustahil. Faktanya, Hiddink sendiri tak pernah punya pengalaman, menangani sebuah negara yang peringkatnya nyaris berada di papan bawah dalam ranking FIFA.
Namun bukan berarti Indonesia mustahil merekrut Hiddink, eks pelatih Belanda itu juga punya kemungkinan besar untuk menurunkan standarnya. Apalagi Hiddink juga telah mengenal betul karakter sepak bola Asia. Saat ini, pelatih berusia 73 tahun itu tak punya pekerjaan, usai dipecat dari kursi pelatih timnas China U-22.
3. Bert van Marwijk
Terakhir ada nama Bert van Marwijk. Pelatih asal Belanda berusia 67 tahun ini tengah menganggur, usai didepak dari timnas Uni Emirat Arab pada 4 Desember 2019 lalu. Kekalahan beruntun dari Vietnam (1-0) dan Thailand (2-1) jadi penyebabnya.
Meski reputasinya tidak begitu sementereng dua pelatih di atas, namun pengalamannya pernah melatih negara Asia dan segudang ilmu kepelatihan yang sudah dikantonginnya, jadi alasan utama van Marwijk layak dipertimbangkan.
Masa kejayaannya datang saat melatih Feyenoord karena berhasil merebut dua trofi yaitu trofi UEFA Cup 2002, dan Piala Liga Belanda tahun 2008.